“Bahkan sekarang ini anaknya lebih terbuka. Istilahnya mau curhat. Masalah sepele saja sampai terbuka. Misalnya cerita dengan teman di pesantren atau bahkan masalah keluarganya. Semuanya selalu disampaikan,” kata Josner.
Berbeda halnya pada dua tahun lalu. Josner masih mengingat bagaimana Arul yang kala itu membuat resah masyarakat. Bahkan hingga tersandung masalah hukum.
“Ini berkat semua pihak yang sama-sama mengawasi dan memberikan bimbingan. Semoga saja, ini menjadi rule model, buat lembaga atau instansi lain untuk bahu membahu melakukan langkah yang sama,” turut polisi yang gemar menulis buku ini.
Mengakhiri evaluasi mingguan dari Unit PPA terhadap Arul, bocah yang kini identik mengenakan peci hitam itu diajak makan sambil menyeruput minuman dingin segar.
“Sekalian dikasih uang saku buat bekal dia selama seminggu kedepan,” pungkas Josner.