KABUPATEN TASIKMALAYA, RADARTASIK – Kenaikan harga mi instan di Kabupaten Tasikmalaya mulai dirasakan masyarakat dari sebelumnya Rp2.500 menjadi Rp3.500 tiap bungkusnya.
Meski kenaikan ini tidak terjadi hingga tiga kali lipat, tetapi masyarakat di Kabupaten Tasikmalaya mulai merasakan adanya kenaikan harga yang rata-rata Rp1.000 rupiah.
Hal itu diakui Ketua Himpunan Pedagang Pasar Singaparna Piet. Sebelumnya, dia sudah mendengar soal adanya kenaikan harga mi instan bahkan ramai diperbincangkan hingga naik tiga kali lipat. "Saat ini belum ada infromasi resmi lagi pa," katanya kepada radartasik.disway.id.
Menurut dia, saat ini harga mi di Pasar Singaparna sudah mulai naik. Setiap satu bungkusnya Rp2.900, walau harganya berbeda-beda tergantung merek mi. "Awalnya memang Rp 2.500 setiap satu bungkusnya," kata Piet.
BACA JUGA:Berapa Harga Mi Instan Setelah Naik, Begini Penjelasan Minimarket, Pedagang Pasar dan Warung
Sebagai pedagang, dirinya merasakan dengan adanya kenaikan harga tersebut membuat jumlah penjualan menjadi menurun.
"Tentu itu menurun secara penjualan, kalau harganya naik, konsumen mikir dulu sebelum membeli, dan juga pembeliannya hanya jumlah yang sedikit," jelasnya.
Sementara, pedagang mi rebus di Pasar Singaparna Nia (45) mengatakan, harga mi instan sudah naik sejak dua pekan terakhir.
Semula Rp2.500 setiap satu bungkusnya dan dirinya kini menjual eceran Rp2700.
BACA JUGA:Ini Penyebab Harga Mi Instan Naik Sampai 3 Kali Lipat
"Bahkan ada yang Rp3.500 tergantung merek mi-nya," kata dia.
Menurutnya, kenaikan harga itu cukup memberatkan, karena mi saat ini menjadi salah satu komoditas pasar yang paling banyak diminati.
"Biasnya konsumen beli satu dus, sekarang hanya 10-15 bungkus saja, secara penjualan, memang menurun," kata dia.
Saat ini setiap satu dusnya dijual Rp100-110 ribu, tergantung merek dari harga sebelumnya Rp95 ribu. "Tentu itu akan mempengaruhi harga me yang sudah matang setiap mangkoknya," katanya.
BACA JUGA:Soal Harga Mie Instan, Begini Komentar Manager Supermarket Plaza Asia