PANGANDARAN, RADARTASIK.COM – Penggunaan alat kontrasepsi kondom dalam program keluarga berencana (KB) kurang diminati dibanding yang lain.
Kepala Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKBP3A) Kabupaten Pangandaran Heri Gustari mengatakan, peserta KB yang menggunakan alat kontrasepsi kondom hanya 684 orang.
Pengguna IUD 2.793 orang, MOW 1.788 orang, MOP 92 orang, implant 4.578 orang, suntik 26.304 orang dan pil 11.927 orang.
BACA JUGA:Wisata Mulai Pulih Pasca Pandemi, PAD Pangandaran Tahun 2023 Harus Optimal
”Kebanyakan lebih memilih alat kontrasepsi jangka panjang,” katanya kepada Radar.
Untuk kondom dari program pemerintah, setiap peserta KB hanya menggunakan enam buah setiap bulannya. Karena untuk jenis kondom sudah banyak di pasaran.
”Tahun-tahun ke belakang juga peserta KB kondom persentasenya juga paling rendah. Karena memang tidak efektif dan tidak terlalu diminati. Peserta KB kondom per Desember 2021 hanya 645 akseptor,” ujarnya.
BACA JUGA:Daftar 55 Juara Pacuan Kuda Susi Air Cup Nusantara Derby 2022 Pangandaran, Adakah Favoritmu?
Namun, kurangnya penggunaan kondom tidak jadi masalah bagi program KB.
”Paling efektif alat kontrasepsi yang harus digunakan pasturi menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) yakni IUD, implant, MOW dan MOP,” tuturnya.
Penggunaan kondom bermerek, kata dia, tidak diketahui jumlahnya. ”Kalau itu kan di luar pemerintah, jadi angkanya tidak diketahui,” ucapnya.
Kepala Bidang Keluarga Berencana Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga DKBP3A Kabupaten Pangandaran Dudung Sopandi mencatat, pasangan usia subur (PUS) per Juni 2022 ada sebanyak 71.751 orang dan jumlah pasangan usia subur (PUS) tidak ber-KB sebanyak 24.215 orang.
”Sementara jumlah peserta KB per Juni 2022 ada sebanyak 47.536 akseptor,” tuturnya.
Dia pun mengimbau kepada pasangan usia subur untuk segera mengambil program KB.
”Karena pengendalian laju penduduk ini sangat penting, termasuk untuk mengatur masa depan dalam berumah tangga,” ujarnya.