TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM — Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tasikmalaya mendorong Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya membuat satgas yang konsentrasi terhadap persoalan anak di Kabupaten Tasikmalaya.
Sekretaris MUI Kabupaten Tasikmalaya, KH Edeng ZA mengatakan, keinginan pembuatan Satgas Anak karena melihat tingginya kasus kekerasan pada anak di Kabupaten Tasikmalaya.
Terlebih, kata KH Edeng ZA, di Kecamatan Singaparna ada korban bullying yang meninggal dunia.
BACA JUGA:Satpol PP Terus Stand By 24 Jam, Sterilkan Kawasan Proyek Padestrian HZ-Cihideung dari PKL
"Kami meminta semua pihak yang terlibat itu melakukan koordinasi dalam penanganan kasus kasus pada anak, tidak jalan sendiri sendiri,” ujar KH Edeng ZA usai acara Focus Grup Diskusi (FGD) refleksi Hari Anak Nasional di Aula MUI Kabupaten Tasikmalaya Senin 1 Agustus 2022.
“Didorong juga penerapan kebijakan pembatasan penggunaan gagdet pada anak sampai membuat Peraturan Bupati untuk melindungi anak," katanya
BACA JUGA:Ribuan Kosmetik Ilegal Disita BPOM, Ini Penyakit-Penyakit Akibat Penggunaan Kosmetik Palsu
KH Edeng ZA menilai persoalan yang menimpa anak-anak harus menjadi perhatian semua pihak.
“Dibutuhkan gerakan perlindungan anak dari kekerasan maupun perundungan,” ujar KH Edeng ZA.
BACA JUGA: Soal Ramah Anak di Kabupaten Tasikmalaya, KPAID: Indikatornya Stakeholder Ikut Terlibat
"Saya kira pembatasan penggunaan gadget salah satu upaya yang paling bagus di samping harus terus ada pembinaan," katanya.
Pembatasan gadget itu bisa ada penegasan di setiap sekolah termasuk pihak sekolah meminta orang tua agar membatasi gadget itu.
"Kami minta pembatasan itu mulai ditegaskan kembali," kata Edeng.
Kasus Kekerasan Anak Meningkat
Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya tak membantah jika kasus kekerasan terhadap anak terus meningkat.