AS, RADARTASIK.COM – Menteri Keuangan AS Janet Yellen membantah ekonomi Amerika berada dalam resesi.
Janet Yellen hanya mengatakan dalam sebuah laporan minggu ini negara tersebut sedang mengalami perlambatan ekonomi yang tepat.
Yellen membela kebijakan ekonomi Presiden Joe Biden di NBC News wawancara pada hari Minggu 26 Juli 2022, kemarin, ia beralasan bahwa laporan PDB negatif tidak akan berarti bahwa ekonomi terbesar dunia berada dalam resesi.
BACA JUGA:Departemen Keuangan AS Yakin Tidak Akan Terjadi Resesi Tahun Ini
Laporan tersebut dijadwalkan akan dirilis pada hari Kamis 28 Juli nanti setelah terjadi kontraksi kuartal pertama pada tingkat tahunan 1,6%.
Data terbaru tersebut mengkonfirmasi bahwa ekonomi AS sedang menyusut.
Kontraksi ekonomi dua kuartal berturut-turut biasanya dipandang sebagai resesi aku Yellen, tetapi dia menjelaskan situasi tersebut.
BACA JUGA:Amerika Serikat Diambang Resesi Ekonomi, Bank Sentral Ungkap Datanya
"Kita bisa melihat itu terjadi, dan itu akan diawasi dengan ketat, tetapi saya ingin menekankan apa arti sebenarnya dari resesi adalah kontraksi berbasis luas dalam ekonomi," katanya kepada pembawa acara Chuck Todd.
“Bahkan jika angka itu negatif, kita tidak dalam resesi sekarang. Saya akan memperingatkan bahwa kita seharusnya tidak mencirikan itu sebagai resesi,” tegasnya dikutip dari Russian Today.
Yellen memimpin Bank Federal Reserve AS berpendapat pertumbuhan pekerjaan yang kuat dan poin data yang menguntungkan lainnya membuat ekonomi tidak dalam penurunan luas.
BACA JUGA:Bank Dunia: Banyak Negara Berkembang Tidak Bisa Menghindari Resesi
Chuck Todd lalu menunjukkan pengangguran meningkat dan aktivitas bisnis melambat yang menurutnya mungkin merupakan tanda-tanda resesi yang akan datang.
"Ini bukan ekonomi yang berada dalam resesi, tetapi kita berada dalam masa transisi di mana pertumbuhan melambat, dan itu perlu dan tepat," jelas Yellen.
“Kita perlu tumbuh dengan kecepatan yang stabil dan berkelanjutan, jadi ada perlambatan dan bisnis dapat melihatnya. Dan itu tepat, mengingat orang-orang sekarang memiliki pekerjaan dan kami memiliki pasar tenaga kerja yang kuat,” lanjutnya.
Menteri Keuangan mengakui inflasi “terlalu tinggi” bahkan berada pada tingkat tertinggi dalam lebih dari 40 tahun tetapi dia menyatakan keyakinannya bahwa tindakan Federal Reserve dan kebijakan Biden akan membuat harga terkendali.
"Saya tidak mengatakan bahwa kita pasti akan menghindari resesi, tapi saya pikir ada jalan yang membuat pasar tenaga kerja tetap kuat dan menurunkan inflasi," tuturnya.
AS mengalami pertumbuhan ekonomi yang melambat dan kemungkinan akan mengalami penciptaan lapangan kerja yang lebih lemah di bulan-bulan mendatang, ungkap Yellen.
"Tapi saya tidak berpikir itu resesi. Resesi adalah kelemahan berbasis luas dalam perekonomian. Kami tidak melihat itu sekarang,” tegasnya.