JAKARTA - Terungkap penyebab harga cabai melambung belakangan ini lantaran petani enggan menanam komoditas hortikultura itu. Ditambah lagi, diperparah oleh datangnya musim hujan.
Diketahui, harga cabai melonjak hingga tembus di angka Rp130 ribu per kilogram (kg) di pasar rakyat di wilayah Jakarta. Banyak masyarakat dan pedagang yang mengeluhkan dengan kondisi tersebut.
Nah, karena harga murah mengakibatkan petani enggan menanam lagi. Dengan kemunduran panen cabai rawit merah pada bulan ini, mengakibatkan kekurangan stok di pasar. Kelangkaan cabai itu menyebabkan harga cabai mahal.
“Karena petani enggan menanam, berarti panen mundur, itu yang terjadi di kondisi sekarang ini. Yang bermasalah ini sebetulnya cabai rawit merah,'' tuturnya di Jakarta, kemarin (5/3/2021).
Agung memperkirakan harga cabai akan kembali stabil begitu petani di Kediri dan Banyuwangi, Jawa Timur, panen pada 20 Maret mendatang. Dengan begitu, dua pekan ke depan harga cabai akan kembali normal.
”Asosiasi membantu distribusi mereka, untuk mengamankan harga cabai dari sekarang sampai 20 Maret, sehingga harga di pasar tidak sampai dengan Rp 120-130 ribu,'' ungkapnya.
Dikatakan Agung, ke depan untuk solusi jangka panjang, pemerintah akan membantu petani membangun selter penanaman. Langkah ini membuat petani tetap menanam cabai meski musim hujan melanda.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Luthfi menjaga ketersediaan bahan kebutuhan pokok, menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri. Hal ini agar harga bahan pokok tetap stabil.
”Ini perlu saya ingatkan, bulan Ramadan yang tinggal 40 hari lagi. Sebulan kemudian Idul Fitri. Siapkan dari sekarang, antisipasi dari sekarang,” ujar Jokowi.
Jokowi juga mengingatkan agar ketersediaan kebutuhan pokok di seluruh daerah harus dipastikan aman. Selain itu, Jokowi meminta adanya keseteraan harga di daerah-daerah pinggirian.