PANGANDARAN, RADARTASIK.COM – PT Pacific Eastern Coconut Utama (PECU) Pangandaran menampung banyak kelapa dari masyarakat lokal ketimbang dari luar daerah.
Sebelumnya, masyarakat pemilik pohon dan bandar kelapa Kabupaten Pangandaran mengeluhkan harga buah tersebut terjun bebas. Diduga akibat banjir buah kelapa dari luar daerah.
Humas PT Pecu Roni mengatakan pihaknya menerima pasokan buah kelapa dari masyarakat Pangandaran hingga 60 persen.
BACA JUGA: Soal Anggaran Pilkada 2024, KPU Kota Banjar Menyusun Ulang untuk yang Terakhir Kalinya
”Biasanya lebih, namun sekarang stoknya masih banyak,” ujarnya kepada Radar Tasikmalaya, Selasa 5 Juli 2022.
Sisanya merupakan pasokan dari daerah lain demi memenuhi kebutuhan pabrik. ”Kita tetap memprioritaskan dari daerah sendiri,” tuturnya.
Dia tidak memungkiri jika pasokan dari Pangandaran sering mengalami fluktuatif (naik turun). ”Target sehari bisa dapat 100 ribu butir, tapi biasanya kurang dari itu,” ujarnya.
BACA JUGA: Dana Pilkada 2024 Belum Muncul, Sekda Kota Banjar Memberikan Penjelasan
Biasanya, kelapa tersebut diolah menjadi produk santan kelapa (cair dan bubuk), minuman air kelapa dan lain-lain. ”Kita bisa ekspor sampai ke negara-negara Asia,” ucapnya.
PT Pecu merupakan satu-satunya pabrik pengolahan buah kelapa terbesar di Kabupaten Pangandaran.
Pemasok buah kelapa Solih mengatakan harga buah kelapa saat ini Rp1 ribu per butir. ”Biasanya Rp 3 ribu per butir,” ujar pria berusia 31 tahun itu.