RADARTASIK, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo kembali menegaskan, tak akan terburu-buru menaikkan suku bunga acuan karena kondisi inflasi inti yang masih rendah saat ini.
Inflasi inti Juni 2022 yang baru saja diumumkan tercatat masih rendah, yakni 2,63 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Begitu pula inflasi harga yang diatur pemerintah (administered price) yakni 5,3 persen (yoy).
“Inflasi inti yang rendah memberikan suatu ruang fleksibilitas bagi kami untuk tidak terburu-buru menaikkan suku bunga acuan,” kata Perry dalam Rapat Kerja bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Banggar DPR) RI di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Sementara itu, ia menyebutkan inflasi indeks harga konsumen (IHK) Juni 2022 secara tahunan memang meningkat menjadi 4,35 persen (yoy).
Peningkatan inflasi IHK secara tahunan tersebut disebabkan oleh komponen inflasi bahan makanan yang cenderung meningkat belakangan ini.
BACA JUGA: Mitsubishi Fuso Berstandar Euro 4, Pimpin Market Share, Lebih Tangguh dan Kuat
Oleh karena itu, Perry menyampaikan terima kasih kepada pemerintah dan Banggar DPR RI karena telah menaikkan subsidi sehingga mendukung pengendalian inflasi, terutama inflasi harga yang diatur pemerintah.
“Tentu saja langkah Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus diperkuat untuk mengendalikan inflasi yang bergejolak,” tegasnya, dikutip dari Antara.
Oleh karena itu, dirinya menekankan kebijakan moneter akan diarahkan untuk stabilitas perekonomian, sementara kebijakan lainnya antara lain makroprudensial dan sistem pembayaran akan tetap diarahkan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi. (jpc)