PURBARATU — Jumlah pasien positif Covid-19 yang berstatus aktif di Kota Tasikmalaya terus menurun, hal ini membuat kapasitas ruang isolasi lebih lengang. Namun demikian, sebagian pasien memilih melaksanakan isolasi mandiri di rumah.
Sampai Minggu pagi (7/3/2021) jumlah pasien aktif tercatat ada 321 orang dari jumlah total 4.386. Jumlah itu, cukup bisa tertampung di ruang isolasi terpusat baik di RSUD, RS Purbaratu, RS Dewi Sartika dan beberapa RS swasta di Kota Tasikmalaya.
“RS Purbaratu sudah diisi, dan Hotel Crown sudah tidak digunakan lagi,” ujarnya kepada wartawan.
Sampai kemarin, RS Purbaratu hanya terisi oleh 31 orang dari daya tampung total 60 bahkan lebih. Begitu juga RS Dewi Sartika yang kapasitasnya bisa mencapai 100 pasien, hanya terisi sekitar pasien saja. “Mudah-mudahan tidak ada lonjakan lagi,” katanya.
Meskipun kondisi isolasi tidak penuh, sebagian pasien aktif tetap menjalani isolasi secara mandiri. Hal itu, karena Dinas Kesehatan tidak bisa melarang sepanjang memenuhi syarat. “Itu permintaan dari pasien yang ingin isolasi di rumah masing-masing,” kata dia.
Ada pun beberapa hal yang menjadi pertimbangan, yakni kondisi rumah memungkinkan untuk protokol kesehatan. Termasuk persetujuan dari warga di sekitar rumah terkait keberadaan mereka. “Dan tentunya masuk kategori pasien tanpa gejala,” katanya.
Disinggung soal kekhawatiran risiko penularan terjadi di lingkungan, pihaknya sudah antisipasi. Petugas dari Puskesmas harus melakukan pengawasan berkala agar isolasi mandiri berjalan efektif.
“Selain itu, juga untuk memantau kondisi kesehatan para pasien takutnya tiba-tiba mengalami gejala,” ujarnya.
Dia berharap sarana isolasi yang disiapkan oleh pemerintah tidak terpakai, artinya pasien aktif bisa semakin menurun. Tentunya, ini perlu peran dari masyarakat khususnya yang berstatus positif berikut dengan kontak eratnya. “Karena sebagian warga masih menghindar ketika pendataan untuk tracing, “ katanya.
Terpisah, Kabid Pelayanan RSUD dr Soekardjo H Dudang Erawan Suseno menyebutkan kondisi isolasi di RSUD pun kini kondisinya cukup lengang. Dari total kapasitas untuk 121 orang, hanya terisi 63 pasien saja. ”Mudah-mudahan terus menghilang, tidak bertambah lagi,” ujarnya.
Sebagai sarana isolasi yang diprioritaskan untuk pasien dengan gejala, akan berat ketika terjadi lonjakan pasien. Namun apapun yang terjadi, pihaknya akan berupaya memberikan pelayanan dan penanganan maksimal.
“Tapi sejauh ini ketika ada lonjakan hanya sebagian kecil yang ditangani di sini, berarti kebanyakan yang tanpa gejala,” tandasnya. (rga)