Radartasik, Uni Eropa akan menghadapi krisis pasokan gas setelah Inggris mengancam akan menghentikan aliran gasnya ke benua itu jika menghadapi kekurangan yang parah menurut laporan Financial Times pada hari Rabu (29/06/2022) kemarin.
Menurut surat kabar itu, penutupan jaringan pipa interkonektor dari Inggris ke Belanda dan Belgia akan menjadi salah satu langkah awal di bawah rencana darurat, yang dapat dipicu jika krisis pasokan gas semakin dalam berkurang dalam beberapa bulan mendatang.
Langkah-langkah lain akan mencakup menghentikan pengiriman gas ke lokasi industri besar dan meminta konsumsi lebih sedikit dari sektor rumah tangga.
Uni Eropa saat ini menghadapi krisis energi setelah menjatuhkan sanksi kepada Rusia, penyedia energi utama blok tersebut.
Jerman dan Belanda memulai rencana darurat awal bulan ini, dengan kembali pabrik batu bara dan meminta industri untuk mengurangi konsumsi gas setelah Rusia mengurangi pasokan.
BACA JUGA:Inggris Ingin Membuat Rusia Bertekuk Lutut
Inggris mendapatkan sebagian besar gas alamnya dari Laut Utara dan Norwegia, dengan kurang dari 5% berasal dari Rusia. Namun, harga gas di Inggris dipengaruhi oleh fluktuasi di pasar global.
Negara ini memiliki kapasitas penyimpanan yang sangat kecil dan pada bulan-bulan musim panas, ketika permintaan rendah, kelebihannya diangkut ke daratan Eropa.
Namun di musim dingin Inggris kembali mengimpor sejumlah besar gas dari benua itu, mematikan interkonektor dapat menjadi bumerang bagi London jika terjadi kekurangan yang berkepanjangan menurut penjelasan Financial Times dikutip dari Russian Today.
Rencana Inggris jelas berisiko merusak kerja sama internasional di bidang energi, perusahaan gas UE dilaporkan mendesak London untuk mempertimbangkan kembali keputusannya.