RADARTASIK, TASIKMALAYA - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya melalui Bidang Kebudayaan menyelenggarakan Pasanggiri Rampak Kentrung se-Kabupaten Tasikmalaya dengan mengusung tema Miara Jeung Ngaropea Seni Tradisi Sangkan Jati Teu Kasilih Ku Junti di Gedung Pramuka, Selasa (28/6/2022).
Kabid Kebudayaan Disdikbud Kabupaten Tasikmalaya Dudi Wardiman SPd mengatakan, kegiatan ini merupakan pembinaan untuk seniman yang ada di Kabupaten Tasikmalaya melalui kegiatan pasanggiri rampak kentrung.
“Rampak ini perkembangan dari rampak kendang, biasanya rampak kendang oleh laki-laki sedangkan rampak kentrung dimainkan oleh perempuan karena menabuh kendang sambil menari,” ujarnya.
Dudi menjelaskan, asal mula yang akan ikut serta itu sebanyak 25 organisasi kesenian, pada saat sosialisasi itu sudah akan ikut serta semuanya. Namun, yang ikut sekitar 13 organisasi kesenian, walaupun ada yang mengundurkan diri.
Satu organisasi tidak sama, penari kentrung ada 3 orang sampai 5 orang dan pemain musik dibatasi 9 orang. Jadi kurang lebih 14 bahkan ada yang lebih dari 20 orang satu timnya.
BACA JUGA: Jaga Semangat Belajar, Kejar Cita-Cita, SDN 4 Pengadilan Gelar Pelepasan Siswa Kelas 6
Durasinya ditentukan minimal 7 menit dan maksimal 10 menit. Penilaiannya itu ada kreativitas, originalitas, penampilan dan teknik penabuhan.
Jadi ada penilaian juga untuk tari itu khusus, dilihat dari wiraga, wirahma dan wirasa. Untuk penilaian bagi penabuhnya berupa kreativitas menabuh, antara nabuh kendang dengan nari.
“Kami lebih ke rampak kentrung, karena di Jabar belum ada yang menyelenggarakan pasanggiri rampak kentrung. Kami ingin mendobrak dan mencoba menyelenggarakan yang belum ada di Kota Kabupaten lain. Antusias cukup lumayan, meskipun tidak banyak seperti yang diharapkan tapi dirasa cukup,” ucapnya.
Sesuai dengan tema miara jeung ngaropea itu artinya menjaga dan melestarikan serta berkreasi dan kreativitas juga ada kolaborasi agar tidak tergeser oleh kesenian dari luar.
BACA JUGA: Tembus Pertukaran Pelajar di Liverpool
Kegiatan ini, ujar Dudi, merupakan salah satu upaya dari Disdikbud Kabupaten Tasikmalaya ngamumule miara seni budaya sunda. Selain itu, pihaknya selalu mengusulkan kegiatan untuk pembinaan, baik melalui workshop, pelatihan dan juga ada gelar seni budaya serta ada misi kesenian.
Sasarannya generasi muda, dan sanggar seni. Data organisasi kesenian yang tercatat itu dan yang terdaftar sekitar 97 organisasi. Di antaranya sudah ada yang memiliki izin operasional berupa NIB dan SKOK. “Kalau di Kabupaten Tasikmalaya 39 kecamatan mungkin ada 200 komunitas budaya. Namun, sebagian belum terdaftar,” kata dia.
Di tempat yang sama, Ketua Dewan Pemajuan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya (DPKKT) Kabupaten Tasikmalaya Aan menyebutkan, sangat mengapresiasi kegiatan ini. Cukup bagus untuk ngamumule tradisi. Sebab sudah beberapa tahun vakum kegiatan seperti ini.
“Untuk masyarakat khususnya generasi muda harus bisa membedakan, mana seni, tradisi, budaya tradisi, budaya kreasi, budaya modern. Itu berbeda-beda dan semua harus paham. Kami apresiasi, mudah-mudahan kegiatan seperti ini terus digelar secara berkesinambungan,” kata dia.