RADARTASIK, TASIKMALAYA - Muhammad Dihya Aby Abdi Manaf, siswa SMA Quranic Science Boarding School (QSBS) Yayasan Al-Kautsar 561 Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya berhasil lolos menjadi perwakilan Indonesia dalam ajang kompetisi dunia 54th International Chemistry Olympiad (IChO) 2022.
Kompetisi tahunan ini diselenggarakan untuk siswa tingkat menengah (secondary school level) yang bertujuan mengenalkan bidang kimia di kancah internasional sekaligus untuk merangsang aktivitas siswa yang tertarik pada kimia melalui pemecahan masalah kimia secara mandiri dan kreatif.
Kompetisi IChO tahun ini akan dilaksanakan pada tanggal 10-18 Juli 2022 di Tianjin, Cina secara online. Tentunya tidak mudah untuk dapat lolos ke ajang kompetisi internasional. Dihya mengikuti berbagai tahap seleksi yang diselenggarakan oleh Puspresnas (Pusat Prestasi Nasional) Kemendikbud RI, setelah sebelumnya berhasil meraih medali dalam KSN Kimia. Dari 30 calon peserta IChO 2022, diseleksi 18 siswa terbaik yang kemudian diseleksi kembali 4 siswa terbaik untuk mewakili Indonesia.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XII wilayah Kota dan Kabupaten Tasikmalaya Dr Abur Mustikawanto MEd mengucapkan selamat kepada Dihya yang terpilih mewakili Indonesia. “Mudah-mudahan bisa membawa gold medal dan bisa mengharumkan nama baik sekolah, Kantor Cabang Dinas (KCD) XII dan umumnya bagi bangsa Indonesia,” ujar dia.
BACA JUGA: Kodim 0612 Tasikmalaya Wujudkan Jembatan Siliwangi 7, Anak-anak Bisa Bersekolah Walau Turun Hujan
“Selamat dan sukses untuk ananda Dihya atau nama sapaannya adalah Ibnu. Terus berjuang, tetap memberi inspirasi kepada teman-temannya dan juga bagi pemuda Indonesia,” ucapnya, menambahkan.
Dihya merupakan sosok seorang siswa yang memiliki banyak sekali prestasi. Belum lama ini berhasil meraih juara pertama Lotte Beasiswa Juara 2021 tingkat Nasional yang ditayangkan langsung di Global TV pada 30 Oktober 2021.
Mengulas mengenai capaian prestasinya, Dihya mengawali pengalaman berkompetisi saat kelas IV SD. Ia berhasil meraih medali perunggu OSN bidang Matematika, kemudian medali perak OSN bidang IPA di kelas V. Awal prestasi itulah yang berhasil membawanya masuk ke salah satu sekolah ternama di wilayah Kota Bandung melalui jalur beasiswa.
Satu hal yang juga sangat menginspirasi dari sosok Dihya ini adalah baktinya kepada orang tua. Ia mengikuti olimpiade kimia bisa dibilang karena termotivasi dari ibunya. Ketika Dihya duduk di bangku kelas IX, ibunya mengidap penyakit endokarditis dan stok obat sulit ditemukan di mana-mana. Ia tergerak untuk mempelajari kimia secara autodidak dengan harapan dapat membantu menemukan obat untuk penyakit ibunda tercintanya.
Dihya menilai ilmu kimia sebagai ilmu yang sangat seru untuk dipelajari. Terbukti dengan nilai kimianya yang selalu memuaskan. Juga berhasil meraih juara 1 olimpiade kimia tingkat SMA se-Kota Bandung ketika Ia masih duduk di bangku SMP kelas tiga. Dari situlah kemudian Ia mengikuti berbagai kompetisi, khususnya di bidang kimia.
BACA JUGA: Pemuda Desa Sukamulih Dilatih Instalasi Listrik
Di tahun 2021 berhasil meraih medali emas untuk kompetisi bidang kimia, beberapa di antaranya yaitu Olimpiade Update Festival, Olimpiade Kimia Indonesia, Science Olympiad Club (SOC), silver medal dalam International Online STEM Olympiade dan juara 3 Olimpiade Kimia Nasional UGM.
Selain itu, kelas X di SMA Quranic Science Boarding School, Ia berhasil menduduki posisi 30 medalis OSN Kimia hingga Pelatnas II. Dan di kelas XI ini berhasil lolos Pelatnas II dan mewakili Indonesia dalam IChO 2022.
Selain seru, Dihya menilai ilmu kimia sebagai ilmu yang serba ada dan seimbang. Dari persepsi itulah Ia sangat menyukai kimia dan segala hal yang berkaitan dengan kimia. Ia mencoba membuat produk sabun yang resepnya ia dapatkan dari soal olimpiade yang tidak dapat ia selesaikan.
Ibunda Dihya, Ummi Pipit merasa bangga atas pencapaian anaknya hingga detik ini. Harapan terindah dari orang tua adalah melihat anaknya menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya. Sebab, manusia yang bisa menjaga bumi ini sebagai titipan sang Ilahi. “Membawa nama baik pesantren sekolah, dan meninggalkan jejak baik, agar generasi pertama ini jadi contoh bagi adik-adiknya. Alhamdulillah liat adik-adiknya berprestasi, ikut senang,” kata dia.