Radartasik, KOTA TASIKMALAYA – Pemerintah Kota Tasikmalaya dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika membuat kesepakatan dalam mengimplementasikan gerakan menuju kota cerdas (smart city).
Kesepakatan itu dilakukan secara simbolis melalui penandatanganan secara virtual di Command Center Kota Tasikmalaya bersama Dirjen Aplikasi Informatika.
Penandatanganan tersebut tidak hanya diikuti Pemkot Tasikmalaya melainkan dengan 50 kota/kabupaten lain yang terpilih. Kota Resik menjadi salah satu daerah yang dinilai layak mengikuti program itu berdasarkan assessment yang dilaksanakan 2021.
”Kita harapkan lewat kesepakatan dengan pusat ini, bisa memaksimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam ekosistem smart city,” ujar Wali Kota Tasikmalaya H Muhammad Yusuf di sela menandatangani kesepakatan kerja sama dengan kementerian, Kamis (21/4/2022).
Menurut dia, dari sejumlah pasal dan ketentuan pada nota kerja sama, nantinya pemkot bisa mengusulkan bantuan berupa peralatan atau program. Tatkala rancangan yang diusulkan terbilang rasional dan bisa diimplementasikan.
BACA JUGA:Dianggap Hama dan Meresahkan, Kini Ikan Sapu-Sapu Rp750 Ribu Per Kilogram
BACA JUGA:Begini Loh Kata Dokter Bahayanya Jika Konsumsi Makanan yang Jatuh Sebelum 5 Menit
”Kalau ada bentuknya peralatan, itu kita bisa akses untuk meminta bantuan dari provinsi dalam pendanaannya. Kalau masih terjangkau mungkin bisa di-cover APBD dulu, kalau tidak kita arahkan ke provinsi,” katanya.
Orang nomor satu di Kota Tasikmalaya itu berharap melalui kesepakatan tersebut, perwujudan kota cerdas bisa berjalan dengan baik secara bertahap. Di samping dukungan sarana dan prasarana, pembiasaan masyarakat pun perlu dilakukan dalam kerangka mewujudkan budaya cerdas dari beragam aspek.
”Kita harapkan nanti kota cerdas itu betul-betul bisa berjalan dengan baik yang penting peralatannya mendukung kita untuk mengarah ke kota cerdas,” ujar Yusuf.
Pada kesempatan itu, Yusuf pun mengajak masyarakat untuk tidak mudah tergiring isu atau opini yang belum jelas sumbernya. Dia menyarankan publik untuk tetap mencari informasi berimbang dan pembanding, ketika mendapat share informasi terutama dari media sosial dan aplikasi smartphone.
BACA JUGA:Diduga Selang Tabung Gas Bocor, Warung Ayam Bakar di Indihiang Nyaris Diamuk si Jago Merah
BACA JUGA:Investcorp Berencana Beri Maldini Dan Massara Anggaran Transfer 300 Juta Euro
”Karena smart city juga perlu didukung bijaknya publik mengonsumsi informasi yang tersebar begitu deras saat ini. Ketika komponen perangkat dan aplikasi semua sudah canggih, user-nya juga harus ikut canggih,” tuturnya. (igi)