Radartasik.com, Subsidi BBM jenis Pertalite, Solar, dan minyak tanah diprediksi akan habis pada Oktober 2022.
Demikian prediksi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) soal subsidi bahan bakar minyak (BBM).
Berdasarkan catatan ESDM, konsumsi Solar akan tumbuh 10 persen dan konsumsi Pertalite tumbuh 14 persen pada kuartal I 2022.
Sedangkan konsumsi minyak tanah diprediksi tumbuh 10,09 persen pada kuartal IV 2022.
"Akhir tahun ini diperkirakan di Oktober alokasi kuota sudah habis kalau tidak melakukan penambahan," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam raker di DPR, ditulis Kamis 14 April 2022.
Guna mengantisipasi hal itu, pemerintah lantas menyampaikan usulan penambahan kuota BBM subsidi tersebut kepada legislator.
Beberapa diantaranya penambahan kuota Pertalite sebanyak 5,45 juta kiloliter, tambahan minyak solar sebesar 2,28 juta kiloliter, dan tambahan minyak tanah sebesar 0,10 juta kiloliter.
"Usulan penambahan volume kuota Pertalite dan Solar memperhatikan pemulihan ekonomi yang lebih cepat pasca pandemi dan melebarnya disparitas harga antara BBM subsidi dengan BBM nonsubsidi," ujarnya.
Arifin memaparkan, pada APBN 2022, volume kuota Pertalite sebanyak 23,05 juta kiloliter dengan angka realisasi 6,48 juta kiloliter sampai dengan 2 April 2022, sehingga menyisakan kuota Pertalite sebanyak 16,57 juta kiloliter.
Sedangkan volume kuota Solar subsidi sebanyak 15,10 juta kiloliter dengan realisasi penyaluran mencapai 4,08 juta kiloliter dan menyisakan kuota sebanyak 11,02 juta kiloliter.
"Adapun volume kuota minyak tanah 0,48 juta kiloliter dengan realisasi 0,12 juta kiloliter dan hanya menyisakan 0,36 juta juta kiloliter," imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi subsidi BBM, LPG dan listrik tahun ini lebih besar dibandingkan tahun 2021.
Terjadi peningkatan volume BBM dan LPG seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat saat ini.
Penggunaan BBM sampai bulan Februari mengalami peningkatan menjadi 1,39 juta kiloliter dari sebelumya hanya 1,18 juta kiloliter.
Volume gas LPG juga mengalami kenaikan menjadi 632,7 juta kilogram dari sebelumnya, 603,2 juta kg. Sedangkan jumlah pelanggan listrik bersubsidi ikut naik dari 37,2 juta menjadi 38,2 juta.
Akibatnya, pada periode tersebut terdapat lonjakan pembayaran subsidi sebesar Rp 11,48 triliun, dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama hanya Rp 10,08 triliun.
Kategori :