radartasik.com, SEORANG yang tinggal di lingkungan dengan polusi udara berisiko terkena diabetes. Hal itu diungkap dr Rudy Kurniawan, SpPD.
”Polusi udara dapat meningkatkan risiko diabetes melalui mekanisme peningkatan stres oksidatif, peradangan kronis,” ulas dokter dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) ini.
Dia menyampaikan hal dengan merujuk pada penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Therapeutic Advances in Endocrinology and Metabolism tahun 2019 pada Jumat (8/4/2022).
Rudy yang juga Founder Komunitas Sobat Diabet itu menuturkan polutan dapat mengganggu metabolisme glukosa dan insulin dan bahkan dapat mengganggu metabolisme lemak tubuh.
Hubungan antara polusi udara dan risiko diabetes juga diperkuat temuan studi dalam jurnal Lancet Planetary Health pada Juli 2018 dan Diabetes ada Juli 2017.
Dalam studinya, asisten profesor dari University of Colorado in Boulder, Tanya Alderete, PhD, seperti dikutip dari Every Day Health menemukan, peningkatan polusi udara meningkatkan faktor risiko diabetes tipe 2.
Seperti, penurunan sensitivitas insulin dan penurunan produksi insulin pada anak-anak yang kelebihan berat badan dan obesitas.
Seperti yang dijelaskan Rudy, polusi membawa partikel halus, termasuk logam dan racun lainnya.
Beberapa ahli berhipotesis, peradangan akibat partikel halus dalam polusi udara meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Di sisi lain, Alderete menduga polusi udara mengubah usus dengan cara yang tidak sehat dan ini berpotensi berkontribusi terhadap diabetes tipe 2.
Dia menegaskan polusi udara saja tidak menyebabkan diabetes tetapi merupakan konstelasi faktor risiko yang mencakup pola makan yang buruk, aktivitas fisik yang kurang ditambah paparan racun lingkungan yang lebih besar.
Berkaca dari hal ini, maka menjaga lingkungan menjadi lebih sehat menjadi penting.
Rudy mengatakan, orang-orang mulai dapat berbuat sesuatu mulai dari mengurangi sampah plastik, memilah sampah sesuai jenisnya, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan sebagainya.
”Intinya mengurangi beragam aktivitas yang meningkatkan pemanasan global karena aktivitas tersebut merupakan sumber polutan bagi bumi kita,” kata dia.
Dia juga mengingatkan orang-orang tetap menjaga kesehatan diri Anda mulai dari memilih makanan yang lebih sehat dan rutin berolahraga 30 menit per hari hingga 5 kali dalam sepekan.
Pentingnya menjaga kesehatan lingkungan sebagai bentuk investasi jangka panjang terhadap kesehatan diri dan generasi mendatang juga digaungkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bertepatan dengan peringatan Hari Kesehatan Dunia atau World Health Day pada 7 April lalu.
Kategori :