Radartasik.com, NEW DELHI - Rusia terus berupaya meningkatkan pemakaian mata uang non-Barat, baik dollar maupun euro, dalam perdagangan dengan negara lain seperti India. Hal itu dikatakan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov saat mengunjungi India, Jumat (01/04/2022).
Langkah Lavrov mengunjungi India merupakan bagian untuk mencari dukungan dari negara yang telah lama dianggap sebagai sekutu Rusia itu. Kunjungannya dilakukan sehari setelah AS dan Inggris menekan India untuk tidak mengganggu sistem keuangan berbasis dolar dan sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia atas invasinya di Ukraina.
Lavrov memuji India sebagai sahabat yang tidak "memandang dari satu sisi" atas perang di Ukraina.
India dan China adalah dua negara besar yang tidak mengutuk invasi Rusia.
Setelah Lavrov mengunjungi China pekan ini, Beijing mengatakan pihaknya "lebih bertekad" untuk memperluas hubungan dengan Rusia.
"Kita bersahabat," kata Lavrov dalam jumpa pers usai bertemu dengan Menlu India Subrahmanyam Jaishankar.
Dia menambahkan India melihat krisis di Ukraina dengan "keseluruhan fakta dan tidak cuma secara sepihak". Bank sentral Rusia, kata Lavrov, sudah beberapa tahun membangun sistem komunikasi informasi keuangan dan India juga memiliki sistem serupa.
"Sangat jelas bahwa lebih banyak transaksi akan dilakukan melalui sistem ini dengan menggunakan mata uang nasional, bukan dolar, euro dan mata uang lainnya," kata dia.
Rusia adalah pemasok terbesar alat pertahanan ke India dan Lavrov mengatakan kedua negara akan menggunakan mekanisme rupee-ruble untuk memperdagangkan minyak, peralatan militer dan komoditas lain.
"Saya yakin ada cara untuk melewati hambatan artifisial dari sanksi unilateral ilegal yang dibuat oleh Barat. Hal ini juga terkait dengan kerja sama di bidang teknik-militer," kata Lavrov menambahkan.
Dia juga mengatakan ada sejumlah kemajuan dalam perundingan dengan Ukraina.
"Status non-nuklir, non-blok, netral—itulah yang kini diakui sebagai kebutuhan mutlak," katanya.
Lavrov juga bertemu dengan Perdana Menteri India Narendra Modi sebelum kembali ke Rusia Jumat malam.
Dialog dan Diplomasi
Lavrov mengatakan Rusia terbuka bagi India untuk memediasi Ukraina dan Rusia tapi dia mengaku belum mendengar usulan itu, sementara Jaishankar mengatakan India mendukung penyelesaian damai bagi konflik tersebut.
Jaishankar menekankan pentingnya penghentian kekerasan dan pertempuran, kata kementerian luar negeri India dalam pernyataan.
"Perbedaan dan perseteruan harus diselesaikan melalui dialog dan diplomasi dan penghormatan pada hukum internasional, Piagam PBB, kedaulatan dan kesatuan teritorial negara-negara," ujarnya.
India telah membeli jutaan barel minyak mentah dari Rusia dengan potongan harga sejak perang meletus, menyebut pembelian itu demi kepentingan rakyatnya seperti yang dilakukan negara-negara Eropa.
Kategori :