Radartasik.com, KOTA TASIK — Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tasikmalaya mempertanyakan kinerja Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Tasikmalaya terkait kelangkaan dan mahalnya minyak goreng curah di pasaran sampai Rp 25.000 per liter.
Selama ini masyarakat kecil sangat terbebani dengan mahalnya kebutuhan pokok apalagi menjelang bulan suci Ramadhan beberapa hari lagi.
Pihaknya meminta TPID segera melakukan langkah untuk mengatasi permasalahan penting yang selama ini dirasakan langsung oleh masyarakat kecil.
"Kami meminta agar TPID yang berada di Priangan Timur harus berupaya melakukan strategi dan berpikir bagi rakyat kecil," ujar Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya, H Agus Wahyudin SH, MH kepada wartawan, Kamis (31/03/2022).
"Karena, salah satu contohnya, masyarakat sekarang sudah semakin kesulitan mendapat minyak goreng curah sesuai seharga HET Rp 14 ribu per liter," sambungnya.
Agus menerangkan, pihaknya terus menyoroti kelangkaan minyak goreng curah yang menyebabkan masyarakat harus berjubel ikut antrean membeli dengan harga mahal di agen sampai Rp 19.000 per liter.
Dirinya pun menilai operasi pasar yang sudah dilakukan kepada para pedagang sebelumnya tak efektif dan tak tepat sasaran.
Soalnya, selang dua pekan usai operasi pasar dilakukan justru minyak goreng curah jadi susah didapatkan dan harganya melambung tinggi di pasaran di atas HET.
Bahkan, beberapa agen minyak goreng curah di Pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya sudah kosong dan tak memiliki stok minyak selama ini.
"Justru sekarang kondisinya (minyak curah) semakin langka dan masyarakat juga sulit menemukan meski minyak goreng kemasan di pasar modern aman, tapi harganya mahal tidak sesuai hati rakyat," jelasnya.
Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Kota Tasikmalaya menilai, jumlah distribusi dan penjualan minyak goreng curah tak seimbang sebabkan kelangkaan dan harga mahal di wilayahnya.
Efeknya, antrean pembeli terjadi meski harga jual minyak goreng curah mahal sampai Rp 19.000 per liter dari para agen atau sangat jauh dari Harga Eceran Tertinggi (HET) pemerintah Rp 14.000 per liternya.
"Memang harga minyak goreng curah di pasaran itu belum sesuai HET. Yang menjadi masalah itu adalah distribusi dan penjualan itu tak seimbang," ujar Kepala Dinas KUMKM Perindag Kota Tasikmalaya, Firmansyah, Rabu (30/03/22).
"Distribusinya itu terbatas, sehingga seluruh permintaan tak terpenuhi. Akibatnya, ketersediaan menjadi terbatas. Alhasil, pedagang menaikkan harga. Karena mereka tidak menerima kepastian lagi kapan ada distribusi," sambungnya.
Firmansyah menerangkan, jadwal pengiriman distributor minyak curah ke para agen ke pasar Tasikmalaya pun sampai sekarang tidak jelas waktunya.
Akibat kondisi itu, operasi pasar yang dilakukan sangat tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pemerataan harga sesuai HET selama ini.
Kategori :