Radartasik.com, Sorotan saat ini tertuju kepada film garapan sutradara Hanung Bramantyo. Filmnya, Gatotkaca , yang telah dirilis, memiliki simbol yang dianggap mirip dengan simbol Captain Marvel , film superhero asal Amerika Serikat.
Pakar telematika yang juga pehobi dunia perwayangan, Roy Suryo, memberikan penjelasan soal sorotan publik tersebut.
Setelah membandingkan simbol bintang di film Gatotkaca dan Captain Marvel, Roy Suryo menganggap keduanya memang serupa tapi tak sama.
”Mirip itu boleh-boleh saja, tapi agak beda sebenarnya. Yang di Gatotkaca agak lebih runcing beberapa sudutnya, lebih tinggi dari yang ada di Captain Marvel,” kata Roy Suryo, Rabu (23/2/2022).
Pemilik Museum Wayang Kekayon itu menjelaskan simbol bintang dalam dunia perwayangan sejatinya bukan barang baru. Sejumlah tokoh wayang disebutnya juga memiliki simbol bintang.
Roy Suryo juga mengungkap, konsep Nawa Sanga juga mirip dengan simbol bintang memiliki 9 sudut dengan 1 sudut berada di tengah.
”Dalam kepercayaan Hindu ada Nawa Sanga, 9 dewa yang mengelilingi Dewa Wisnu. Itu sangat mungkin menginspirasi Gatotkaca,” tuturnya.
Roy Suryo juga menyebut simbol bintang dalam tradisi budaya Indonesia juga kerap digunakan. Salah satunya digunakan sebagai simbol Kerajaan Kadiri/Kediri sebagaimana terlihat pada prasasti.
Menurutnya, simbol kerajaan Kediri mirip dengan Nawa Sanga yang juga mirip dengan simbol bintang di dada Gatotkaca.
Lebih lanjut diungkapkan Roy Suryo, sebenarnya perdebatan tentang lambang bintang di film Gatotkaca tidak perlu dibesar-besarkan.
Karena sebuah karya bisa saja terinspirasi dari apapun dan dimana pun. Bisa saja film Captain Marvel terinspirasi dari konsep Nawa Sanga atau film Gatotkaca yang terinspirasi dari kopsep Nawa Sanga.
”Kalau menurut saya tidak usah memperdebatkan hal itu. Ini contoh saja ya, ada yang memperdebatkan lagu Indonesia diilhami oleh lagu mana gitu, atau lagu Malaysia diilhami oleh keroncong di Indonesia. Poinnya kalau saya, sekarang anak-anak mengenal Gatotkaca. Dari kejadian ini, pasti banyak orang Googling jadi pengin tahu siapa itu Gatotkaca,” tuturnya
”Oh ini seorang kesatria. Ada juga yang ketemunya, oh ini nama makanan, nggak apa-apa. Muncul berbagai referensi, berbagai pengetahuan,” ujarnya.
“Sisi positifnya generasi sekarang jadi tahu wayang, jadi tahu Gatotkaca. Nggak usah disalahkan, biarkan berkembang, biarkan nanti ada yang bikin animasi. Justru di situlah wayang akan hidup,” imbuhnya.
Roy Suryo juga menyatakan, inspirasi dalam pewayangan sendiri lahir dari filosofi dalam berbagai tradisi budaya atau agama berbeda-beda.
Hal ini yang menunjukkan terjadi perbedaan Gatotkaca versi Indonesia dan versi India.
Kategori :