radartasik.com, RADAR TASIK - Ketua Komisi II DPRD Kota Tasikmalaya Andi Warsandi mendorong pembangunan tahap dua Pasar Pancasila dipercepat. Merespons sejumlah keluhan yang mulai dirasakan para pedagang, pasca menempati bangunan baru.
Menurutnya pasca revitalisasi, pasar sudah bisa beroperasi kembali dengan harapan menjadi percontohan pasar rakyat yang bertampilan modern. Menjadi pilihan masyarakat melakukan transaksi jual beli dan pemenuhan kebutuhan. “Pasar Pancasila ini kan belum selesai, kita mendorong Pemkot secepatnya merealisasikan pembangunan tahap dua. Berupa penambahan sarana prasarana, termasuk untuk mengakomodir keberadaan para PKL,” tuturnya, Rabu (17/2/2022).
Politisi Gerindra itu menyebut waktu dekat akan menggelar rapat kerja dengan Dinas KUMKMPerindag. Selain melakukan evaluasi kegiatan tahun lalu, juga proyeksi kegiatan tahun ini. “Dan tentu isu isu paling pentingnya adalah seperti apa pasar Pancasila setelah beroperasi pasca revitalisasi,” tegas Andi.
Terpisah, Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindag Kota Tasikmalaya, H M Firmansyah mengatakan proposal usulan ke Kementerian Perdagangan agar membantu memfasilitasi pembangunan tahap dua pasar Pancasila. Sudah dilayangkan, sesuai dengan apa yang disampaikan pada saat peresmian beberapa waktu lalu. Namun sejauh ini belum ada konfirmasi atau jawaban formal atas usulan tersebut. “Jadi kita masih menunggu kabar dari pusat seperti apa tindaklanjut dari proposal usulan yang kita sampaikan,” kata Firman.
Ia menjelaskan pembangunan tahap dua untuk melengkapi sarana prasaran penunjang yang belum lengkap. Seperti musala, ruang laktasi, taman, penataan lahan parkir, dan sarana penunjang lainnya yang dipersyaratkan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI). Pihaknya akan menyusun terlebih dulu Detail Engineering Desain !(DED) nya. Pada proses penyusunan DED juga akan mengakomodir masukan dalam perencanaan teknis.
“Jadi pada saat pembahasan DED pembangunan tahap dua nanti, masukan, keinginan, harapan, atau aspirasi, dari semua pihak, termasuk pengurus Hippala dan PKL akan kita tampung. bagaimana supaya kita bisa menata perencanaan ini menjadi suatu DED yang komprehensif,” jelasnya.
Sebelumnya, sejumlah pedagang di Pasar Pancasila Kota Tasikmalaya mengeluhkan adanya penurunan omzet usai kembali mengisi sejumlah kios di bangunan baru tersebut. Penyebabnya, pembeli yang datang ke lapak mereka tidak seramai waktu bangunan masih satu lantai.
Menurut dia pedagang juga berharap adanya pendirian eskalator dalam memudahkan akses pedagang mau pun pembeli ke lantai dua. Di sisi lain, pemerintah pun diharapkan bisa menata atau memikirkan pedagang kaki lima (PKL).
Sebab, lanjut Ahmad, mereka selama ini dibiarkan sendiri. “Saat ini PKL secara mandiri beraktivitas di sekitaran pasar. Mereka mendirikan bangunan sendiri secara sementara, nantinya mereka akan dipindah pada lokasi hasil pembangunan tahap dua. Rencananya seperti itu,” kata Ahmad.
Sesuai dengan janji pemerintah pada saat peresmian gedung beberapa waktu lalu. Bahwasannya pembangunan tahap dua akan menyusul setelah tahap pertama tuntas, mereka menantikan betul realisasi tersebut. “Kami berharap, pembangunan tahap dua dipercepat supaya sejumlah masalah yang saat ini menjadi kendala warga pasar bisa perlahan diselesaikan,” harapnya.
Salah seorang pedagang sembako di Pasar Pancasila Gugun mengakui akses tangga masuk ke lantai dua kurang representatif. Selain itu tata letak kios yang tidak pas, terlalu banyak lorong, sehingga membuat para pembeli kebingungan mencari kios yang dituju. “Penempatan pedagang kalau bisa, satu blok itu jualan jenis yang sama, sehingga mau tidak mau pembeli akan ada pada satu blok, kalau seperti saat ini, karena di bawah ada pedagang sembako, akhirnya pembeli tidak banyak yang ke lantai dua, karena menganggap di bawah juga sudah ada,” keluhnya.
Selain tata letak kios yang baru, kata dia, membuat sejumlah pelanggan juga belum terbiasa. Otomatis, itu berdampak terhadap penurunan omzet di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang cukup menyulitkan usaha. “Hanya langganan saja biasa yang datang untuk belanja, sementara pembeli atau konsumen lainnya di luar itu menjadi hilang,” lanjut dia.
Nandang, pedagang pakaian di lantai dua tak memungkiri adanya penurunan pembeli ke kiosnya. Menurutnya, sama seperti yang lain, apa yang pedagang lain rasakan, saya juga sama merasakan dampaknya. “Sekarang kami merasakan seperti ini, anggaplah itu sebagai sebuah pengorbanan untuk proses yang lebih baik,” harapnya.
Kategori :