Radartasik.com — Demi menjamu tamu penonton MotoGP pada Maret mendatang, sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability) wajib dimiliki hotel. Sertifikasi ini juga berlaku untuk hotel yang baru beroperasi baik itu untuk hotel berbintang atau bukan.
”Masih ada waktu dua bulan untuk bisa mengurus CHSE,” kata Ketua Kehormatan dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB I Gusti Lanang Patra Minggu (23/1), dikutip dari lombok post.
Sertifikasi CHSE di hotel dan restoran mengindikasikan bahwa pihak hotel telah peduli dan patuh akan aturan pemerintah. Tentunya kepercayaan konsumen juga terjaga. Apalagi menjelang MotoGP, meski penonton tak punya pilihan selain menginap, sudah sewajarnya semua hotel baik berbintang maupun tidak, tetap mengantongi CHSE.
Saat ini kata Lanang, belum sepenuhnya hotel mengantongi sertifikasi CHSE. Utamanya para pengusaha hotel nonbintang, juga bintang tiga kebawah. Kendati demikian, hal ini sejalan dengan kondisi dan fasilitas yang diberikan masing-masing hotel. Fasilitas homestay, tentu tak selengkap fasilitas yang diberikan hotel bintang empat.
”Homestay cukup hanya beberapa poin penting saja. Sementara yang berbintang lebih lengkap,” katanya.
Ketua Senggigi Hotel Association, I Ketut Murta Jaya juga mengatakan hal serupa. CHSE penting dikantongi oleh jenis jasa akomodasi apa pun. Baik bintang maupun nonbintang. ”Jangan sampai karena sudah CHSE, tapi abai prokes,” imbuhnya.
Ia memastikan seluruh pengusaha hotel di kawasan Senggigi, Lombok Barat sudah mengantongi CHSE. Termasuk instalasi QR Code akses PeduliLindungi. Meski terkesan sepele, hal ini diharapkan bisa menambah kepercayaan tamu untuk kembali berkunjung ke NTB dan menginap kembali di hotel tersebut. (lombok post/try)