Radartasik, JAKARTA - Viralnya video dan foto konvoi rombongan yang membawa tulisan Sambut Kebangkitan Khilafah Islamiyah di Cawang, Jakarta Timur baru-baru ini iku mendapat sorotan dari pejabat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Menurut Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Ahmad Nurwahid, kampanye khilafah yang dilakukan kelompok Khilafatul Muslimin ini sebenarnya memiliki visi dan ideologi yang hampir sama dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang telah dibubarkan oleh pemerintah.
Perbedaannya, kata Ahmad Nurwahid, HTI merupakan gerakan trans-nasional dan tengah memperjuangkan sistem khilafah di berbagai negara.
BACA JUGA:Korban Keracunan Cimawate Tasikmalaya Tak Kebagian Tempat, BPBD Dirikan Tenda Darurat
“Sementara Khilafatul Muslimin mengklaim, bahwa mereka sudah mendirikan khilafah dengan adanya khalifah yang terpilih,” ujar Brigjen Ahmad Nurwahid dalam keterangannya, Selasa (31/05/2022) seperti dilansir pojokasatu.id.
"Mereka (Khilafatul Muslimin) mengkampanyekan tegaknya sistem khilafah sebagai solusi umat," sambungnya.
Selain itu, ungkap Ahmad Nurwahid, gerakan Khilafatul Muslimin ini juga berafialiasi langsung dengan jaringan kelompok teroris ISIS.
Bahkan, lanjut Brigjen Ahmad Nurwahid, pada masa kejayaan ISIS pada tahun 2015, Rohan Gunaratna Peneliti Terorisme dari Singapura menggolongkan Khilafatul Muslimin ini telah berbaiat kepada ISIS.
BACA JUGA:Ungkapan Rindu Nan Menyentuh dari Nabila Ishma, Pacar Eril Putra Sulung Ridwan Kamil
Selain adanya adanya afiliasi dengan ISIS, Ahmad Nurwahid menyebut kelompok Khilafatul Muslimin ini juga tidak bisa dilepaskan dari Negara Islam Indonesia (NII). Karena sebagian tokoh dari gerakan ini merupakan mantan NII.
“Pendiri dan pemimpinnya adalah Abdul Qadir Hasan Baraja mantan anggota NII,” ujarnya.
Sedangkan terkait konvoi Kebangkitan Khilafah Islamiyah dikatakan jenderal bintang satu itu juga pernah terjadi di Brebes, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.
“Jadi BNPT telah mengkoordinasikan pemerintah daerah, forkopimda di seluruh wilayah NKRI untuk mewaspadai gerakan ini karena bertentangan dengan falsafah bangsa dan berpotensi melahirkan gerakan terorisme,” tegasnya.
BACA JUGA:Dua Penjambret Hape Terjatuh setelah Dikejar Mahasiswa, Berakhir di Polsek Indihiang
Sementara itu Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbanops) Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar mengatakan pihaknya tengah melakukan penyelidikan terkait video tersebut.
"Densus 88 sudah monitor dan masih menyelidiki peristiwa," kata Kombes Aswin seperti dikutip dari JPNN.com Selasa (31/05/2022).
Aswin pun mengatakan Densus 88 telah berkoordinasi dengan kepolisian terkait untuk mengungkap kasus tersebut.
"Bekerja sama dengan unit kepolisian terkait lainnya," jelasnya.