radartasik.com - Dalam wawancara baru-baru ini dengan Esquire Korea, Kai EXO membuka tentang hubungannya dengan musik, pertunjukan, dan realisasinya tentang pola pikirnya.
Saat membahas bagaimana musisi dan artis tidak dapat tampil di depan umum selama dua tahun terakhir, Kai merefleksikan hubungannya dengan musik dan bagaimana hal itu terpengaruh oleh pandemi.
“Ketika saya merilis sebuah lagu, saya dapat melihat berapa banyak orang yang telah mendengarkannya. Namun ada kegembiraan yang sama sekali berbeda ketika saya di atas panggung. Ketika saya di atas panggung bernyanyi dan menari dan melihat orang banyak bernyanyi bersama lagu saya, ada kegembiraan yang nyata di dalamnya,” tuturnya.
Kai melanjutkan untuk mengilustrasikan betapa sulitnya baginya untuk tidak dapat tampil di depan orang lain. “Tanpa kegembiraan itu (tampil di atas panggung), itu sangat sulit,” ucapnya.
“Tahun lalu mungkin adalah tahun tersibuk dalam hidup saya. Namun bahkan di waktu sibuk itu, saya merasa bosan. Saya tidak termotivasi, dan saya merasa bosan dan tidak bersenang-senang. Itu karena saya tidak bisa berada di atas panggung,” ujarnya.
“Sekarang karena saya dapat melakukan konser online dan melihat reaksi penggemar. Saya dapat memenuhi beberapa rasa lapar untuk berada di atas panggung,” tuturnya.
Selama setahun terakhir, terlepas dari jadwalnya yang sibuk, Kai menjelaskan bahwa dia telah melakukan banyak pemikiran tentang bagaimana dia mengalami masa-masa sulit.
“Saya sedang duduk di sofa dan berpikir, 'Mengapa ini sulit bagi saya?'. Dan saya berpikir, 'Saya harus berkompromi dengan kenyataan',” ujarnya.
“Saya memiliki standar yang sangat tinggi (tentang pertunjukan), tetapi ada batasan berapa banyak energi dan waktu yang dapat saya habiskan untuk itu,” tuturnya.
“Saya melakukan banyak hal berbeda pada saat yang sama, dan sulit untuk melampaui apa yang dapat saya lakukan secara realistis karena saya sibuk melakukan acara penyiaran lainnya. Karena saya mencoba memenuhi standar untuk semua aktivitas yang berbeda ini, saya tidak puas,” ucapnya.
Namun meski tidak puas, Kai mampu mengubah cara pandangnya dan melakukan pendekatan dengan pola pikir yang berbeda.
“Saya menyadari, 'Karena keserakahan saya, saya tidak bahagia. Jika saya ingin bahagia, saya harus menyingkirkan keserakahan itu'. Setelah berkompromi dengan hal-hal itu, keadaan menjadi sedikit lebih baik,” katanya.
Kategori :