Tikus yang Terinfeksi Omicron Kehilangan Berat Badan Lebih Sedikit

Selasa 04-01-2022,08:30 WIB
Reporter : Usep Saeffulloh

Radartasik.com,  LIVERPOOL — Para peneliti dari Grup Penelitian Virologi Molekuler Universitas Liverpool, Inggris menerbitkan hasil penelitian tentang varian Omicron.

Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Omicron menyebabkan "penyakit yang tidak terlalu parah" pada tikus. Demikian dijelaskan Prof James Stewart, pakar Virologi Molekuler Biologi & Mikrobioma Infeksi dilansir radartasik.com dari The Guardian.

Makalah tersebut menunjukkan bahwa tikus yang terinfeksi Omicron kehilangan berat badan lebih sedikit, memiliki viral load yang lebih rendah dan mengalami pneumonia yang tidak terlalu parah.

“Indikasi awalnya adalah kabar baik, tapi itu bukan sinyal untuk lengah, karena jika Anda rentan secara klinis, konsekuensinya masih tidak besar —ada kematian akibat Omicron. Tidak semua orang bisa melepas topeng mereka dan berpesta,” kata Prof James Stewart menambahkan.

Lab Neyts di Universitas Leuven di Belgia pun menemukan hasil serupa pada hamster Suriah. Hasil penelitiannya, di viral load yang lebih rendah di paru-paru dibandingkan dengan varian lainnya. 

Prof Johan Neyts mengatakan hal itu mungkin karena virus lebih baik menginfeksi manusia daripada hamster, atau lebih mungkin menginfeksi saluran pernapasan bagian atas, atau memicu penyakit yang tidak terlalu parah.

“Indikasi awalnya adalah kabar baik, tapi itu bukan sinyal untuk lengah, karena jika Anda rentan secara klinis, konsekuensinya masih tidak besar — ada kematian akibat Omicron. Tidak semua orang bisa melepas topeng mereka dan berpesta,” kata  Prof Johan Neyts mengingatkan.

Minggu lalu para peneliti di Amerika Serikat juga menemukan bahwa tikus dengan Omicron kehilangan berat badan lebih sedikit dan memiliki viral load yang lebih rendah. 

Para peneliti di Pusat Penelitian Virus Universitas Glasgow juga telah menemukan bukti bahwa Omicron telah mengubah cara masuk ke dalam tubuh. 

Omicron kemungkinan besar akan menghindari kekebalan orang-orang yang telah mendapat dua dosis vaksin, tetapi dosis penguat memberikan "pemulihan sebagian kekebalan". (usep saeffulloh/radartasik.com)

Tags :
Kategori :

Terkait