Radartasik.com, JAKARTA - Vaksinasi menjadi salah satu upaya untuk menangani pandemi Covid-19. Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia sudah memberikan izin penggunaan darurat pada 10 jenis vaksin Covid-19.
Adapun 10 jenis vaksin Covid-19 yang mendapatkan izin dari BPOM Indonesia tersebut antara lain; Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer, Novavax, Sputnik-V, Janssen, Convidencia, dan Zifivax.
Masing-masing vaksin memiliki mekanisme untuk pemberiannya, baik dari jumlah dosis, interval pemberian, hingga platform vaksin, yakni inactivated virus, berbasis RNA, viral-vector, dan sub-unit protein.
Pemerintah melalui Satgas Penanganan Covid-19 memastikan bahwa vaksin yang disediakan sudah aman dan efektif.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito, dalam keterangannya dalam situs penanganan Covid-19, menjelaskan tidak ada solusi tunggal untuk menghentikan Covid-19.
Misalnya penanganan Covid-19 di negara-negara maju, seperti di Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Norwegia. Di sana cakupan vaksinasi dengan dosis lengkap lebih dari 60%, namun tetap menghadapi kenaikan kasus positif dan kematian yang cukup signifikan karena varian Omicron.
Salah satu faktor yang mencolok adalah karena tingkat vaksinasi yang tinggi namun tidak diikuti pengaturan kegiatan masyarakat, sehingga tidak maksimal mencegah penularan Covid-19.
Berkaca dari situasi tiga negara tersebut Indonesia harus meningkatkan kewaspadaan dan semaksimal mungkin mencegah potensi penularan Covid-19.
Tidak bepergian kecuali esensial, tetap disiplin protokol kesehatan, segerakan mendapat vaksinasi Covid-19, dan patuhi kebijakan yang berlaku demi kebaikan bersama.
Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menargetkan pandemi Covid-19 dapat diakhiri pada tahun 2022. Karena, pengalaman selama 2 tahun menghadapi pandemi memberikan pelajaran strategi serta kemampuan untuk mengakhiri pandemi.
Meski demikian, salah satu cara utama mengakhiri pandemi adalah dengan memastikan vaksinasi diterima merata oleh seluruh negara di dunia. Dengan target 70% populasi dunia telah menerima vaksin Covid-19 pada pertengahan 2022.
"Target vaksinasi ini membawa tantangan tersendiri karena di tahun ini nasionalisme vaksin masih ada dan menyebabkan distribusi vaksin tidak berkeadilan," Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan Covid-19, Selasa (28/12/2021) yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Mengingat hal tersebut, Indonesia berharap bahwa tantangan ini dapat diatasi dengan cepat dan tanggap. Utamanya oleh negara-negara maju yang memiliki akses serta sumber daya vaksinasi yang jauh lebih memadai.
Sebagai bagian dari masyarakat global, Indonesia juga berharap bahwa di tahun mendatang perjuangan melawan Covid-19 dapat semakin disikapi sebagai perjuangan global.
"Hendaknya seluruh bagian dari masyarakat global dapat bekerja sama dengan menjunjung rasa kemanusiaan agar perjuangan global melawan Covid-19 ini dapat kita menangkan di tahun 2022," ujar Wiku berharap. (sep)