Padahal apa yang ia sampaikan juga merupakan pendapat dari ulama yang lain.
UAS sampai bingung jika ada pihak yang melarang dirinya menjawab pertanyaan jemaah di dalam masjid, sampai harus dilarang masuk Singapura.
"Konteksnya itu saya sampaikan di dalam masjid, menjawab pertanyaan jemaah. Masa jemaah nanya 'Ustaz, masalah di Palestina gimana?' 'jangan dijawab, nanti kalau dijawab nanti saya enggak bisa masuk ke Singapura'," ucap UAS, dikutip dari kanal YouTube Refly Harun pada Rabu, 18 Mei 2022.
UAS mengatakan bahwa dirinya tidak mungkin memberikan jawaban seperti itu, apalagi ia merupakan seorang intelektual.
"Saya ini profesor, doktor, dosen. Atau 'saya mau jawab tapi jangan direkam ya' loh kan jemaah saya di mana-mana, masa saya musti datang live semua?," tuturnya.
Kemudian ia menjawab juga soal tuduhan yang mengatakan bahwa UAS pernah menyebut di dalam patung ada jin.
Menurutnya apa yang ia katakan juga merupakan hadist Nabi Muhammad SAW.
Disebutnya malaikat tidak mau satu majelis dengan jin, bukan malaikat takut kepada jin tetapi karena takut kotor.
Jadi ia menyebut itu menjadi alasan mengapa di dalam rumah umat Islam tidak boleh adanya patung.
"Itu ajaran Islam, ditanya jemaah, ya saya jawab," tukasnya.
Lanjut, UAS membahas soal pernyataannya terkait kafir. Ia menuturkan kafir merupakan suatu 'keingkaran'.
"Siapa saja yang tidak percaya Nabi Muhammad SAW itu adalah rasul utusan Allah, maka dia kafir," ujarnya.
"Dan saya ini adalah kafir saya tidak percaya ajakan iblis dan setan, maka saya ini kafir, kafir terhadap ingkar tadi. Kafir adalah ingkar, itu adalah istilah dalam agama kita (Islam)," sambungnya.
Pria yang pernah belajar di Mesir itu sampai bingung, kenapa dirinya dilarang menyampaikan hal-hal yang sudah jelas diajarkan dalam kitab suci Al-Quran.
Imbas kasus UAS, Kedutaan Besar RI di Singapura langsung menghubungi ICA untuk meminta penjelasan atas alasan penolakan UAS.
Setelah melakukan komunikasi dua arah, KBRI Singapura mendapat penjelasan singkat mengapa UAS ditolak masuk.