Jaga Pertumbuhan Berkelanjutan, BRI Sukses Lakukan Tiga Aksi Korporasi Berskala Besar

Senin 11-10-2021,17:15 WIB
Reporter : radi

Radartasik.com, JAKARTA —  Pertumbuhan berkelanjutan boleh dibilang menjadi fokus utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dalam menjalankan proses bisnisnya saat ini. 

Demi wujudkan pertumbuhan bisnis berkelanjutan itu BRI melakukannya dengan berbagai cara baik secara organik, maupun anorganik. Untuk pertumbuhan secara organik misalnya, dilakukan melalui continuous improvement pada setiap proses bisnis, sehingga terjadinya penciptaan nilai setiap hari. 

“Sejalan dengan visi BRI menjadi The Most Valuable Banking Group In Southeast Asia & Champion Of Financial Inclusion, BRI juga terus melakukan pengembangan bisnis melalui pertumbuhan anorganik,” ujar Direktur Utama BRI Sunarso.

Bahkan demi terjadinya pertumbuhan anorganik dan proses value creation selama pandemi ini, Sunarso menyebut setidaknya BRI telah melakukan 3 aksi korporasi berskala besar.  Pertama, melalui konsolidasi Bank Syariah Indonesia (BSI). 

Lewat konsolidasi tersebut, saham BRI Syariah mengalami peningkatan hingga 4 kali lipat dari sebelum konsolidasi hanya sekitar Rp 500, saat ini saham BRIS telah mencapai kisaran harga Rp 2.000 per lembar sahamnya.

Kedua, terkait dengan anak usaha di bidang asuransi jiwa, yaitu BRI Life. Saat ini valuasi BRI Life telah meningkat mencapai Rp7,5 triliun di tahun 2021, dari sebelum diakuisisi oleh BRI valuasi BRI Life baru mencapai Rp1,6 triliun di tahun 2015. 

“Di luar itu, BRI juga masih mendapatkan extra cash berupa access fee sebesar Rp4,4 triliun yang dibayar secara bertahap muali tahun 2021 sampai 2024,” bebernya.

Adapun aksi korporasi besar ketiga, lanjut Sunarso adalah BRI melakukan aksi korporasi penambahan modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau Rights Issue dalam rangka pembentukan ekosistem ultra mikro. 

Dimana total dari nilai Right Issue BRI itu mencapai Rp95,9 triliun, yang terdiri dari Rp54,7 triliun dalam bentuk partisipasi non tunai pemerintah, berupa inbreng saham Pegadaian dan PNM, kemudian Rp 41,2 triliun dalam bentuk cash proceed dari pemegang saham publik.

Bahkan berkat pencapaian tersebut menjadikan Rights Issue BRI menorehkan sejarah sebagai Rights Issue terbesar di kawasan Asia Tenggara. Yaitu menduduki peringkat ke-3 Rights Issue terbesar di Asia dan nomor 7 di seluruh dunia.

Direktur Utama BRI Sunarso.

“Kami bersyukur atas keberhasilan aksi korporasi tersebut, utamanya di tengah kondisi yang menantang akibat pandemi Covid-19 ini.  Karena sekitar 28 miliar lembar saham yang diterbitkan pada Rights Issue BRI tersebut telah terserap seluruhnya, bahkan mengalami oversubscribed sebesar 1,53%,” ungkap Sunarso.

Di sisi lain Sunarso juga memandang keberhasilan Rights Issue BRI merupakan bentuk kepercayaan dunia internasional terhadap BRI serta prospek ekonomi Indonesia saat ini dan di masa mendatang.

“Kami menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh stakeholders atas dukungan dan kolaborasi yang produktif sehingga Right Issue BRI ini berlangsung sukses dan seluruh proses pembentukan holding ultra mikro dapat terlaksana dengan baik,” tuturnya. 

Disinggung mengenai dana yang berhasil didapat dari hasil Rights Issue tersebut, Sunarso  menyebut akan digunakan BRI untuk mengembangkan ekosistem ultra mikro. Sehingga nantinya bisa menjadi sumber pertumbuhan baru perseroan maupun untuk mengakselerasi perekonomian nasional. 

“Pembentukan ekosistem ultra mikro juga semakin menegaskan journey BRI untuk tumbuh secara berkelanjutan serta aligned dalam upaya perseroan dalam mencapai aspirasi menjadi The Most Valuable Banking Group In Southeast Asia And Champion Of Financial Inclusion,” ucapnya. 

Tags :
Kategori :

Terkait