Radartasik, JAKARTA – Generator Nikuba Hidrogen mampu mengonversi bahan bakar minyak (BBM) KE 100 persen air menjadi hidrogen.
Dilandir disway.id, hidrogen itulah yang nantinya bisa menjadi bahan bakar yang dipakai khusus kendaraan roda dua, roda tiga maupun roda empat.
Namun, beberapa orang masih ada yang meragukan keramahan dan keunggulan dari alat yang disebut Nikuba Hidrogen itu.
Ada seorang netizen di Twitter yang bertanya, nantinya apa yang dihasilkan dari pembakaran knalpot pada saat motor yang sudah menggunakan generator Nikuba terpasang?
Motor yang pakai Nikuba Hidrogen diklaim sama sekali tidak akan mengeluarkan asap apa pun terlebih yang mengganggu karena 100 persen menggunakan energi ramah lingkungan.
”Tak ada asap Kakak,” cuit akun Twitter @NikubaHidrogen, Kamis (12/5/2022).
Dijelaskan lagi bahwa ada rencana nantinya buangan oksigen dari dalam knalpot akan diisi dengan wewangian khusus.
Wewangian itu nantinya akan memunculkan aroma yang wangi sehingga bisa lebih ramah lingkungan.
Wewangian tersebut juga diklaim bisa saja nantinya dipilih sendiri sesuai apa yang diinginkan pemilik motor.
”Malah terpikir gimmmick untuk memberi buangan O2 di knalpot dengan aroma wewangian yg nanti bisa dipilih rider,” lanjut cuitan admin @NikubaHidrogen.
Saat ini, Nikuba sudah bukan lagi merupakan alat yang hanya mampu menghemat bahan bakar bermotor. Namun, Nikuba sudah 100 persen menjadi pengganti BBM yang menggunakan energi ramah lingkungan.
”Tujuh tahun lalu emang demikian Kakak. Lima tahun terakhir sdh bisa 100% konversi BBM ke air, hidrogen, 100% green energy,” cuit akun Twitter @nikubahidrogen, Rabu (11/5/2022).
Energi ramah lingkungan ini telah menjadi bagian dari kemajuan yang terjadi dalam beberapa abad terakhir. Industri berkembang pesat menjadikan kehidupan semakin baik dari sebelumnya.
Saat ini Nikuba Hidrogen sendiri sedang dalam tahap mencari ventures atau sebuah lembaga keuangan yang ingin menyuntikan dana/modal kepada perusahaan.
Setelah berhasil nantinya, persuahaan akan segera bergerak untuk melakukan produksi massal sebanyak 10 ribu alat di tahap satu.