radartasik.com, SINGAPARNA — Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Kabupaten Tasikmalaya H Cecep Ruchimat (HCR) mengeluhkan masih kurangnya tempat pembuangan akhir (TPA) sampah. Dampaknya sampah menumpuk di tempat pembuangan sementara dan ada yang dibuang ke sungai serta di pinggir jalan.
HCR mengatakan, kurangnya TPA sampah ini sangat dirasakan oleh masyarakat di Tasik Utara. Akibatnya warga banyak yang membuang sampah sembarangan, karena di TPS pun selalu menumpuk. “Saya sering menerima usulan terkait TPA sampah ini, harusnya ada di setiap wilayah. Karena Kabupaten Tasikmalaya ini sangat luas,” ujar dia kepada Radar, Senin (27/9/2021).
“Saya minta pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk lebih memperhatikan pengadaan sarana dan prasarana dalam setiap program pengelolaan sampah. TPA dan TPS masih sangat minim, apalagi di wilayah Tasik Utara, sampah terangkutnya telat karena harus dibuang ke TPA Nangkaleah, Mangunreja yang lokasinya jauh,” kata dia, menjelaskan.
Menurut dia, ketika sarana atau tempat pembuangan dan pengelolaan sampah di desa atau RT kurang, maka banyak masyarakat membuang sampah ke sungai, sehingga mengotori lingkungan.
“Selain harus diberi pemahaman agar masyarakat tidak membuang sampah ke sungai dan tempat yang dilarang lainnya, dinas harus membuat atau mengusulkan lagi TPA, dua minimal atau bahkan lebih baik di setiap wilayah, seperti utara, timur dan selatan,” paparnya.
Selain itu, kata dia, pemerintah juga harus menambah armada sampah. Sehingga lebih banyak angkutan akan semakin cepat terangkut, dampaknya tidak ada tumpukan di TPS atau pinggir jalan.
Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Tasikmalaya Endang Sahrudin menjelaskan, untuk jumlah TPA masih ada satu di Nangkleah, Kecamatan Mangunreja.
“Kita akui memang di wilayah Tasik Utara belum ada TPA, jadi TPA baru satu di Nangkaleah. TPS ada yang membuat di setiap lingkungan masyarakat. Namun yang sifatnya di bawah TPA belum ada,” ungkap dia.
Menurut dia, untuk sampah rumah tangga cukup dominan sebagai penghasil sampai terbanyak per harinya. Karena masalah perilaku dan kondisi eksisting sistem persampahan, di mana kabupaten terdiri dari dua karakter wilayah yaitu pedesaan dan perkotaan. “Secara hirarki jejaring pembuangan sampai TPA dan wilayah regional, TPST-TPS dan TPS serta di bawahnya lagi ada di lingkungan kecilnya,” jelasnya.
Sebenarnya, tambah dia, usulan TPA dari Dinas LH itu sudah direncanakan ada dari Kementerian Lingkungan Hidup, namun karena pandemi Covid-19 belum ada perkembangan, pembangunannya.
Dia menambahkan, idealnya keberadaan TPA itu di Kabupaten Tasikmalaya harus ada di empat wilayah, selatan, utara, timur dan barat. Secara wilayah bisa untuk meng-cover. Namun, untuk armada truk yang beroperasi baru ada enam,
“Idealnya juga masih membutuhkan banyak armada truk sampah, kalau ingin ideal puluhan truk harus ada. Sementara itu volume sampah saat ini 0,5 kilo per orang dan per hari truk sampah hanya bisa mengangkut 12 ton dengan enam armada,” jelasnya. (dik)