radartasik.com, TAROGONG KIDUL — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut terus memaksimalkan percepatan open defecation free (ODF) atau stop buang air besar sembarangan. Hal ini dilakukan karena belum semua wilayah melaksanakan ODF.
“Kita sudah 67 persen (ODF), nanti dua bulan lagi akan menuju 90 persen. Nanti pada akhir (tahun) ke 100 persen,” ujar Bupati Garut H Rudy Gunawan kepada wartawan usai deklarasi ODF bersama 90 desa dan Kelurahan di Lapang Setda Garut, Senin (30/8/2021).
“Karena kemiskinan, banyak rumah-rumah yang di gang-gang, terutama yang tidak punya jamban di rumahnya. Sedangkan berdasarkan WHO, jamban itu wajib ada di lingkungan rumah,” tuturnya.
Dia mengatakan untuk membuat sanitasi total berbasis masyarakat (STBM), perlu anggaran yang cukup. Sehingga masyarakat yang ekonominya rendah belum bisa mendirikan sanitasi di rumahnya.
“Kalau yang punya rumah bagus pasti di dalamnya sudah ada WC. Tapi kalau masyarakat miskin tidak bisa membangun. Ini yang terjadi di perkotaan, masalah kemiskinan,” ujarnya.
Pihaknya terus berupaya meningkatkan ODF di perkotaan dengan menyiapkan anggaran sebesar Rp 2 miliar dari pemerintah pusat melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas). “Artinya ada komitmen dari pemerintah pusat bahwa sanitasi dasar terutama pemenuhan air bagi kepentingan rumah tangga ini menjadi penting,” ujarnya.
Rudy menerangkan ODF merupakan kegiatan yang mendasar yang harus diselesaikan secepatnya oleh Pemkab Garut. “Saya malu kalau sepuluh tahun jadi bupati tidak mampu meng-ODF-kan dan meningkatkan kualitas layanan dasar,” ungkapnya.
“Bantuan yang dikucurkan merupakan bentuk kepedulian Baznas Garut dalam menyukseskan dan akselerasi program pemerintah dalam STBM dan Desa ODF,” ujar Aas usai menyerahkan bantuan. (yna)