Radartasik.com - Begadang jangan begadang. Kalau tiada artinya Begadang boleh saja. Kalau ada perlunya. Itulah penggalan lirik lagu Begadang ciptaan H Rhoma Irama.
Nah, terkait ini dokter sekaligus influencer Tirta Mandira Hudhi mengatakan bahwa begadang memiliki efek yang bisa berbahaya bagi kesehatan, diantaranya bisa saja seseorang menderita gagal jantung, ginjal dan kanker.
"Bergadang meningkatkan banyak hal. Kanker salah satunya," ujar Dokter Tirta di Kanal YouTube TirtaPengPengPeng miliknya seperti dilihat JPNN.com pada Jumat (20/08/2021).
Pria yang aktif sebagai relawan Covid-19 itu menuturkan bahwa tubuh pada dasarnya membutuhkan istirahat paling sedikit 7 jam sehari. Dan ketika dalam keadaan tidur itu tubuh akan berproses seperti mengganti dan memperbaiki sel tubuh, serta memulihkan atau recovery otak. Namun kata dia, tubuh tidak memiliki waktu recovery yang cukup ketika seseorang bergadang atau kurang tidur.
Hal itu berujung kepada banyaknya sel rusak yang tidak sempat dipulihkan. Ujungnya banyak sel rusak yang menumpuk yang berpotensi ke kanker. "Sel yang tidak diganti menjadi rusak. Sel rusak kadang dianggap jadi sel aneh. Dia bisa bereplikasi terus dan bisa meningkatkan kanker," tutur alumnus Universitas Gadjah Mada itu.
Selain kanker, kata dia, bergadang bisa meningkatkan penyakit jantung pada waktu tua. Sebab, jantung mengalami beban yang berlebihan ketika seseorang bergadang atau kurang tidur. "Bisa mengakibatkan juga stroke karena otak tidak sempat beristirahat. Komputer saja butuh istirahat, butuh pendingin. Otak kita tidak ada pendingin, tidak ada radiator. Otak kita butuh istirahat, butuh tidur. Enggak bisa otak kita terus main sampai 2 atau 3 hari," terang Tirta.
Selanjutnya, kata dia, bergadang bisa mengakibatkan gagal ginjal. Pasalnya, tidak ada proses penyaringan tubuh ketika seseorang tetap terjaga saat malam hari. "Ketika kita tidur, banyak racun atau darah yang kita saring dan nanti jadi urine ketika pagi hari. Ketika kita masih bangun, tubuh enggak bisa apa-apa, energi difokuskan untuk semuanya," ungkap dia.
Namun, Tirta menyadari ada beberapa profesi yang mengharuskan seseorang tetap terjaga pada malam hari. Misalnya dokter dan satuan pengamanan (satpam). Pria kelahiran Surakarta, Jawa Tengah itu mengatakan, orang yang memiliki keharusan jaga malam harus pintar mengatur waktu.
Misalnya, menggunakan waktu turun jaga dengan beristirahat agar tubuh tetap dalam keadaan fit. "Kalau kamu jaga malam, kayak dokter atau satpam, setelah jaga malam, dikasihh turun jaga. Langsung manfaatkan jatah turun jaga dengan istirahat. Jangan bekerja lagi," tutur dia. (ast/jpnn)