radartasik.com, JAKARTA - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, realisasi investasi yang masuk ke Indonesia pada semester I/2021 (Januari-Juni) mencapai Rp 442,8 triliun.
Jika dipersentasekan dari target investasi tahun ini yang jumlahnya di angka Rp 900 triliun, maka realisasi tersebut sudah mencapai 49,2 persen.
”Kuartal III tantangannya besar. Kita mengalami kasus Covid-19 tinggi sekali. Kita doakan pandemi covid-19 bisa segera berakhir,” kata Bahlil dalam konferensi pers virtual, Selasa (27/7/2021).
Dari catatan Kementerian Investasi, total realisasi investasi Januari hingga Juni berasal dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) telah mencapai Rp 214,3 triliun atau tumbuh 3,5 persen (yoy) dan penanaman modal asing (PMN) mencapai Rp228,5 triliun atau tumbuh 16.8 persen dari periode yang sama tahun lalu (yoy).
”Sisanya diisi oleh aliran Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp 228,5 triliun atau 51,6 persen dari target. Pertumbuhannya meningkat 16,8 persen,” terangnya.
Secara geografis, kata Bahlil, aliran investasi di Pulau Jawa telah mencapai Rp 214,53 triliun atau 48,5 persen. Pertumbuhannya naik 2,7 persen.
Sedangkan investasi di luar Pulau Jawa mencapai Rp 228,23 triliun atau 51,5 persen dari total. Realisasinya tumbuh 17,8 persen secara tahunan.
Berdasarkan sektor, lanjut Bahlil, aliran investasi terbesar mengalir ke sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran Rp 60,7 triliun, industri logam dan lainnya Rp 57,6 triliun, transportasi, gudang, dan telekomunikasi Rp 53,5 triliun, listrik, gas, dan air Rp44,3 triliun, dan industri makanan Rp 36,6 triliun.
”Semuanya ini yang menunjang terjadinya industri di dalam negeri,” imbuhnya.
Adapun berdasarkan titik lokasi investasi, kata Bahli, paling banyak bermuara di Jawa Barat mencapai Rp 72,5 triliun, DKI Jakarta Rp48,6 triliun, Jawa Timur Rp 34,8 triliun, Banten Rp31,4 triliun, dan Jawa Tengah Rp 25,3 triliun.
”Khusus investasi asing, banyak mengalir ke Sulawesi Tengah, Riau, dan Maluku. Untuk di Sulawesi Tengah karena kami sedang bangun smelter, sedangkan Riau ini minyak,” jelasnya.
Sementara berdasarkan negara asal investasi, lanjut Bahlil, pada umumnya berasal dari Singapura mencapai US$4,7 miliar sampai paruh pertama tahun ini. Lalu diikuti Hong Kong USD2,3 miliar, China USD1,7 miliar, Belanda USD1,3 miliar, dan Korea Selatan USD1,1 miliar.