PLTP Kamojang Lahir di Tengah Pandemi Virus

Minggu 25-07-2021,19:17 WIB
Reporter : ocean

Radartasik.com, JAKARTA — Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang adalah bagian penting sejarah perjalanan kelistrikan tanah air.

Jejak kehadirannya dimulai pada tahun 1918, tahun di mana wabah flu Spanyol mengguncang dunia seperti pandemi Covid-19 saat ini.

JB Van Dijk, satu sosok penting yang menandai jejak PLTP Kamojang. Guru di HBS Bandung, Jawa Barat, itu merupakan penggagas awal energi panas bumi di era kolonial yang kemudian melahirkan PLTP Kamojang.

Gagasannya dimulai dengan satu tulisan berjudul Krachtbronnen in Italie atau Kekuasaan di Italia yang terbit di majalah Koloniale Studien.

Keberhasilan Italia memanfaatkan panas bumi untuk energi listrik di Larnderello, Italia Tengah, menginspirasi Van Dijk untuk mendorong Pemerintah Hindia Belanda melakukan hal yang sama. 

Keberhasilan Italia menghasilkan energi panas bumi di tahun itu, menurutnya bisa diikuti Hindia Belanda.

Tulisan Van Dijk ditanggapi dingin oleh pemerintah. Bahkan, tulisannya dikritik oleh berbagai pihak yang menganggap idenya tidak masuk akal untuk dipakai di Indonesia.

Butuh waktu sewindu, hingga pada tahun 1926, akhirnya Pemerintah Hindia Belanda menggelontorkan dana untuk melakukan pengeboran di lapangan Kamojang.

The Netherland East Indies Vulcanologycal Survey, perusahaan milik Hindia Belanda, ditugasi untuk melakukan pengeboran.

Beberapa tahun kemudian, bersama dengan Geothermal Energy New Zealand Ltd, perusahaan asal Selandia Baru, eksplorasi pun dimulai.

Perjalanan menghadirkan energi panas bumi ini di Kamojang tak singkat. Butuh waktu panjang hingga akhirnya PLTP Kamojang Unit 130 MW berhasil beroperasi pada tahun 1982.

Menandai keberhasilan Indonesia yang telah berdaulat sebagai negara merdeka dalam mengikuti jejak Italia yang menginspirasi tulisan Van Dijk.

Dalam lima tahun kemudian, PLTP Kamojang Unit 2 dan Unit 3 pun beroperasi mendukung sistem kelistrikan Indonesia di Jawa Barat.

PLTP Kamojang sendiri dengan kapasitas daya yang dihasilkan mencapai 140 MW, terintegrasi bersama dengan PLTP Darajat 55 MW dan PLTP Gunung Salak 180 MW dalam PLTP Kamojang Power Generation O&M Services Unit (POMU) 375 MW. 

Dengan empat unit PLTP dari PLTP Darajat dan PLTP Gunung Salak, PLTP Kamojang POMU kini mengelola total tujuh unit PLTP.

PLTP Kamojang POMU ini menjadi salah satu andalan kelistrikan nasional yang dimiliki PT PLN (Persero).

Tags :
Kategori :

Terkait