radartasik.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Juni 2021 mengalami surplus sebesar USD1,32 miliar atau sekitar Rp 19,139 triliun.
Capaian itu lebih rendah dibanding surplus USD2,7 miliar pada Mei, tetapi masih lebih tinggi dari neraca dagang Juni 2020 yang tercatat surplus USD1,2 miliar. Adapun akumulasi surplus neraca dagang Indonesia mencapai USD11,86 miliar sepanjang semester I 2021.
Sedangkan nilai impor pada Juni 2021 tercatat sebesar 17,23 miliar dolar AS. Angka ini naik 21,03 persen dibandingkan Mei 2021, dan naik 60,12 persen dari Juni 2020.
”Surplus neraca dagang ini menggembirakan, karena selama 14 bulan ini neraca dagang kita mengalami surplus,” kata Margo dalam konferensi pers daring, Kamis (15/7/2021).
Menurut Margo, terjadinya surplus neraca dagang dikarenakan kinerja ekspor yang tinggi dibandingkan impor. Dari sisi sektor ekspor, semua sektor menunjukkan pertumbuhan positif secara bulanan dan tahunan.
Sedangkan secara tahunan, pertumbuhan terbesar dipicu oleh migas yang mencapai 117,15 persen yoy menjadi USD1,23 miliar pada Juni lalu.
Selain migas, pertambangan juga mencatatkan pertumbuhan masif sebesar 92,80 persen yoy, ditopang oleh ekspor batu bara, biji tembaga, ignite dan krikil.