Di sektor ekspor juga mendapatkan manfaat dari peningkatan harga komoditas.
Nilai ekspor pada Maret 2022 tercatat mencapai 26,50 miliar dolar AS dan nilai ini meningkat signifikan sebesar 29,42 persen (mtm) atau sebesar 44,36 persen (yoy).
BACA JUGA:Puncak Arus Mudik Diprediksi Hari Ini, Pengamanan Nagreg Dipertebal
Neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2022 kembali mengalami surplus yang cukup besar yakni mencapai 4,53 miliar dolar AS.
Peningkatan ekspor mendorong penguatan transaksi berjalan dan kinerja pendapatan yang lebih kuat membantu pemerintah mengkonsolidasikan posisi fiscal.
BACA JUGA:Hadapi Libur Lebaran, BRI Pastikan Layanan e-Channel Berjalan Lancar Melalui BRIGesit
Indikator konsumsi sebagai pemacu utama PDB Indonesia menunjukkan optimisme.
Hal ini terlihat dari penjualan ritel yang terus tumbuh positif, Indeks Keyakinan Konsumen di level optimis (>100), serta peningkatan tren inflasi inti yang menggambarkan perbaikan permintaan masyarakat.
BACA JUGA:Pedagang dan Tukang Parkir di Rest Area Gentong Sumringah, Mudik Lebaran Tahun Ini Membawa Berkah
Pemulihan konsumsi ini akan mendorong industri untuk berproduksi, tercermin dari Purchasing Managers Index (PMI) yang stabil di level ekspansi (>50) sejak September 2021, serta pertumbuhan kredit perbankan yang terus naik di Februari 2022 sejalan dengan optimisme dunia usaha terhadap ekonomi Indonesia.
BACA JUGA:Biadab, Ayah Kandung Banting Bocah 3 Tahun hingga Tewas, Gara-Gara Muntah
“Pemerintah akan terus mengawasi berbagai risiko eksternal, terutama konflik Rusia-Ukraina yang berdampak terhadap kenaikan harga dan inflasi dengan terus menjaga daya beli masyarakat,” tegas Ketua Umum DPP Partai Golkar ini. (*)