DKKT Siap Bertransformasi, Fokus Gaet Gen Z dan Perkuat Ekosistem Budaya

DKKT Siap Bertransformasi, Fokus Gaet Gen Z dan Perkuat Ekosistem Budaya

Tatang Pahat terpilih menjadi Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kota Tasikmalaya (DKKT) periode 2025-2030 di Hotel City, Sabtu 22 November 2025. ayu sabrina / radar tasikmalaya --

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM — Dunia seni dan budaya Kota TASIKMALAYA memasuki fase transformasi. 

Forum gempungan seniman di Hotel City, Sabtu 22 November 2025, sepakat memperluas mandat kelembagaan dengan mengubah nomenklatur dari Dewan Kesenian menjadi Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kota Tasikmalaya (DKKT). 

Perubahan ini menandai arah baru: dari sekadar penyelenggaraan seni menuju penguatan ekosistem kebudayaan yang lebih menyeluruh.

Dalam forum tersebut, Tatang Suprihatna Sumpena yang akrab disapa Tatang Pahat, terpilih sebagai ketua periode 2025–2030. 

BACA JUGA:Kontrakan Tak Berpenghuni di Kota Tasikmalaya Dilalap Api, Atap Hangus Terbakar

Namun yang lebih penting dari pergantian kepemimpinan adalah agenda besar DKKT lima tahun ke depan: merangkul generasi muda dan memodernisasi cara kerja kebudayaan di Tasikmalaya.

Perubahan regulasi sejak terbitnya UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan mendorong DKKT meninjau ulang posisi dan tanggung jawabnya.

Selama hampir satu dekade, ruang kerja lembaga masih berfokus pada kesenian.

Kini, dengan meningkatnya aktivitas komunitas budaya, DKKT bersiap mengambil peran lebih strategis.

BACA JUGA:Didukung Diky Chandra, Gerakan Pelajar Bersihkan Sampah di Dadaha Tasikmalaya Siap Digelar

“Kebudayaan tidak bisa dibangun secara instan. Perlu kesinambungan, penguatan identitas, dan fondasi sejarah Sukapura yang dikemas ulang untuk generasi masa kini,” ujar Tatang.

Salah satu keputusan paling menonjol dari forum ini adalah penetapan Gen Z sebagai poros pengembangan kebudayaan lima tahun ke depan.

Selama ini, generasi muda dinilai kurang terlibat dalam peristiwa budaya, bahkan sering memandang budaya lokal sebagai hal yang kuno.

“Gen Z itu penerus kita. Mereka harus diberi ruang untuk mendefinisikan ulang kebudayaan,” terang Tatang.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait