Refleksi Milad Muhammadiyah ke-113: Meneguhkan Dakwah, Menjawab Dinamika Zaman

Refleksi Milad Muhammadiyah ke-113: Meneguhkan Dakwah, Menjawab Dinamika Zaman

Abdullah Mufti Nurhabib, M.Pd.I., Sekretaris PCM Tawang Daerah Kota Tasikmalaya, Anggota Korp Instruktur PWM Jawa Barat. istimewa for radartasik.com --

BACA JUGA:Berikut Syarat Pengajuan KUR BSI Pinjaman 100 Juta, Cicilan Ringan Tenor hingga 60 Bulan

Pertama, kelelahan kultural dalam regenerasi dakwah.

Banyak kader muda Muhammadiyah yang aktif secara administratif, namun belum sepenuhnya memiliki ruh ideologis tajdīd dan ijtihad.

Akibatnya, militansi kultural kadang menurun.

Kedua, keterlambatan adaptasi digital di tingkat basis.

BACA JUGA:Usai Tandatangani SK, 1.876 PPPK Paruh Waktu Kota Tasikmalaya Diambil Sumpah Akhir November ini

Meskipun secara kelembagaan sudah ada kemajuan, namun di tingkat ranting dan cabang, dakwah digital masih bersifat sporadis, belum terintegrasi secara sistemik.

Ketiga, kesenjangan persepsi antara dakwah struktural dan kultural.

Terkadang terjadi dikotomi antara gerakan formal (majelis, ortom) dan gerakan kultural (komunitas muda, aktivis sosial), sehingga dakwah Muhammadiyah belum sepenuhnya menyatu dalam gerak bersama.

Solusi dan Arah Strategis ke Depan

BACA JUGA:ESPN Belanda Sorot Persib Bandung Naik Kelas: Klub Indonesia yang Ubah Wajah Sepak Bola ASEAN

Sekedar rekomendasi bagi para pemangku kebijakan (para pimpinan di semua lini), berikut saya tawarkan beberapa solusi dan arah strategi ke depan.

Pertama, reideologisasi dan revitalisasi kader.

Melalui penguatan ideological training berbasis Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (MKCH), Khittah Perjuangan, serta Kepribadian Muhammadiyah, kader muda diarahkan agar paham jati diri gerakan dan siap berdakwah dengan semangat baru.

Kedua, digitalisasi dakwah dan integrasi literasi media.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: