Penataan PKL Cihideung Jangan Jadi Wacana! Pak Yusuf Kapan Gerak?

Penataan PKL Cihideung Jangan Jadi Wacana! Pak Yusuf Kapan Gerak?

RADARTASIK.COM, CIHIDEUNG — Pemerintah Kota Tasikmalaya belum menunjukkan langkah nyata soal penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Jalan Cihideung. Pemkot diminta jangan sampai asal mewacanakan tanpa langkah nyata.


Ketua Forum Cempaka Untuk Semua, Enan Suherlan menilai persoalan PKL cukup pelik. Dia mengapresiasi keinginan Pemkot umelakukan penataan di area tersebut. “Karena pada prinsipnya kalau ada kemauan, pasti bisa,” ungkapnya kepada Radar, Senin (14/6/2021).

Bisa dibilang, lanjut Enan, penataan sebelum tahun 2022 ini akan menjadi uji coba menjelang penataan kawasan HZ Mustofa dan Cihideung nanti. Sehingga bisa menjadi gambaran untuk direalisasikan di tahun depan.

“Memang untuk penataan lebih baik dilakukan sebelumnya, tidak harus menunggu 2022,” katanya.

Pasca pernyataan Plt Wali Kota Tasikmalaya H Muhammad Yusuf yang akan melakukan penataan lebih cepat Minggu lalu, belum terlihat ada perkembangan lagi. Dia khawatir Pemkot hanya mewacanakan penataan sekadar untuk meredam opini publik. “Jangan sampai dijawab dengan wacana atau opini, tapi dengan kinerja,” ujarnya.

Pihaknya mempertanyakan sudah sejauh mana langkah dari pemerintah terkait wacana tersebut. Jika baru berbentuk konsep, maka publik harus mengetahui detailnya, khususnya para pedagang. “Kalau memang sudah ada konsepnya ya tinggal kerjakan,” katanya.

Jika konsep saja belum ada, maka Pemkot harus segera merumuskannya dengan melibatkan OPD-OPD terkait. Jangan sampai terus ditunda mengingat ini bukan pekerjaan yang tidak sederhana. “Karena secara nurani, nasib pedagang harus dipikirkan juga,” terangnya.

Sebelumnya, Ketua Pemuda Persatuan Umat Islam (Pemuda PUI) Jawa Barat Deden Tazdad mengapresiasi langkah H Yusuf. Menurutnya pemerintah memang sudah seharusnya mengambil langkah soal kekumuhan di Jalan Cihideung. “Jangan terlalu lama, realisasikan dengan segera,” ungkapnya kepada Radar, Selasa (8/6/2021).

Sebagaimana diketahui, Plt Wali Kota Tasikmalaya H M Yusuf mengatakan atap dari lapak para PKL harus dibongkar. Supaya para PKL tidak membiarkan lapak dagangannya begitu saja setelah berjualan. “Nanti saya akan buat edaran supaya dibongkar,” ungkapnya kepada Radar, Senin (7/6/2021).

Selain itu, badan Jalan Cihideung pun akan di-sterilkan dari akvitasi jualan. Pedagang untuk sementara boleh berdagang di area trotoar dengan jumlah pedagang yang tetap. “Karena nanti kalau diperlebar trotoar-nya, buat pedagang masih bisa di situ,” terangnya.

Pengamat Sosial Tasikmalaya, Asep M Tamam menilai Pemerintah Kota Tasikmalaya terkesan menyerah dalam upaya menata pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Cihideung dalam waktu dekat ini. Sebab, hingga kini tidak ada upaya pembenahan dini sebagai bukti tanggung jawab pemerintah.

Dalam hal ini, Pemkot Tasikmalaya lebih menunggu kucuran bantuan anggaran dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang ditargetkan terealisasikan tahun 2022. Dibanding melakukan upaya penataan dini dengan mulai menyosialisasikan penataan kepada PKL tersebut.

“Idealnya Pemkot segera bergerak melakukan sosialisasi sejak dini, termasuk memberikan penyadaran kepada PKL agar mau ditata lebih baik,” ujarnya kepada Radar, Minggu (13/6/2021).

“Kalau semua sadar, saya rasa tidak perlu menunggu anggaran di tahun 2022. Tinggal good will pemerintah dan kemauan (niat kuat, Red) menata Cihideung,”tambahnya.

Menurut dia, Plt Wali Kota Tasikmalaya sebagai pemangku kebijakan harus berani menginstruksikan “anak buah”-nya melakukan penataan dari sekarang. Sebagai upaya kontinyu melakukan penataan secara riil di tahun 2022.

”Sebab tidak ada jaminan, jika di tahun 2022 ada bantuan dari Pemprov Jabar. Pertanyaannya, bagaimana kalau kembali tidak turun bantuannya, jangan sampai nantinya pasrah dengan kekumuhan,” tanya dia.

Maka, kata dia, seharusnya Pemkot melakukan upaya komunikasi dan koordinasi sejak dari sekarang dengan PKL dan stakeholder terkait. Sehingga ada solusi dan komitmen bersama untuk membenahi wilayah pusat kota tersebut.

”Ini juga perlu dorongan kuat dari DPRD, sebab dulu penganggaran gerobak PKL itu juga disetujui para wakil rakyat. Berarti ada pengawasan yang kurang maksimal kala itu,” tuturnya.

Sekda Kota Tasikmalaya Drs H Ivan Dicksan mengatakan bahwa Plt sudah melakukan briefing terkait penataan PKL CIhideung. Beberapa OPD yang mendapat instruksi yakni Dinas Perhubungan, Dinas Perdagangan dan Satpol PP. “Plt sudah menegaskan kembali kepada OPD-OPD,” ujarnya.

Dalam hal ini, tentunya OPD bergerak sesuai dengan kapasitas dan kewenangannya, namun saling bersinergi. Namun H Ivan belum bisa memastikan kapan penataan itu direalisasikan. “Kalau Plt (H Yusuf) ingin secepatnya,” imbuhnya.

Sebelumnya Ivan mengakui bahwa penyataan H Yusuf merupakan instruksi untuk dinas-dinas terkait. Tetapi menurutnya OPD perlu berembuk dulu untuk membahas hal ini. “Jadi tidak bergerak sendiri-sendiri,” ungkapnya kepada Radar, kemarin.

Pasalnya, diakui H Ivan penataan PKL kawasan Cihideung perlu direncanakan secara matang. Pihaknya harus mempersiapkan langkah yang tepat untuk melaksanakannya. “Nanti masing-masing dinas berperan sesuai kewenangannya,” kata dia.

Mengingat dinas-dinas memiliki kesibukan, pembahasan belum dilakukan. Menurutnya, hal itu bisa dilakukan di awal pekan depan. “Biasanya kan Senin (14/6/2021) ada briefing,” terangnya.

Pihaknya berharap penataan PKL tersebut, bisa berjalan dengan lancar. Sehingga dalam penataan secara menyeluruh di tahun 2022 nanti, PKL Cihideung sudah tertata sejak dini. “Mudah-mudahan saja berjalan dengan baik,” tuturnya.

Dia berharap Pemerintah Provinsi Jawa Barat bisa memberikan bantuan untuk program penataan tersebut. Di samping itu, Pemkot pun akan mengalokasikan anggaran program tersebut. “Kita harap bisa disetujui DPRD, supaya lebih optimal,” katanya. (rga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: