Begini Kiprah 4 Poktan di Setiawargi Kota Tasik

Begini Kiprah 4 Poktan di Setiawargi Kota Tasik

RADARTASIK.COM, TAMANSARI — Kemitraan yang dijalin antara kelompok tani dan pihak swasta, berbuah pemberdayaan bagi warga yang tengah mengalami sulitnya hiruk-pikuk di masa pandemi.


Ketika bantuan dari pemerintah dikelola dengan baik dan profesional, maka akan terbayar dengan nilai manfaat yang lebih luas.

Seperti yang dilakukan empat Kelompok Tani (Poktan) di Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari. Mereka yang terdiri dari Poktan Ciselang Nyemplong, Taruna Bakti Bersama, Bakonas dan Kelompok Budidaya Ikan Nyemplong.

Dengan memanfaatkan bantuan sarana prasarana dari pemerintah untuk memA­berdayakan para anggotanya. Bekerjasama dengan pengusaha yang memberikan fasilitas lahan untuk berusaha di bidang pertanian seluas empat hektare tersebut.

“Kami awalnya kesulitan karena untuk budidaya ayam petelur, kita butuh lahan representatif dan jauh dari pemukiman warga. Alhamdulillah kami difasilitasi di sini, untuk kami berkegiatan budidaya ayam petelur,” ujar Ketua Poktan Ciselang, Yayan Nuryana SPd kepada Radar, Kamis (10/6/2021).

Dia menceritakan sejak 2019, kelompoknya mendapat bantuan dari Pemkot berupa kandang dan ayam sebanyak 3 ribu ekor.

Namun, mencari ke berbagai tempat jarang mendapat persetujuan warga. Beruntung kala itu ada pihak pemilik lahan yang bersedia, tanpa disewa untuk memfasilitasi lahan bagi kelompok untuk berternak.

“Alhamdulillah di lahan milik Pak Bahtiar kita bisa berkegiatan. Dulu hanya melibatkan 6 anggota kelompok dan sekarang sudah belasan anggota beraktivitas di sini,” tuturnya.

Pihaknya memprioritaskan anggota kelompok tani yang masih menganggur dan tidak memiliki kegiatan usaha tetap. Supaya bisa terus memajukan usaha kelompok yang dikerjasamakan dengan pihak perorangan.

Di tahun selanjutnya, Poktan Taruna Bakti mendapat bantuan serupa, dan akhirnya memutuskan bergabung memanfaatkan area tersebut dalam beternak ayam petelur.

“Sebab, lokasinya di atas dataran tinggi. Sehingga warga sekitar juga tidak khawatir tercemari dan alhamdulillah sekarang sudah ada 7 ribuan ekor di sini, per hari kami bisa produksi tiga kuintal lebih,” tuturnya.

Di tahun yang sama, Poktan lainnya mendapat bantuan sarana prasarana berupa penembokan kolam. Pemilik lahan pun menyetujui, agar area lain bisa dimanfaatkan warga supaya lebih produktif.

Sehingga, lanjut Yayan, diharapkan para peternak bisa memperluas peluang usaha lain dengan memanfaatkan area yang ia berikan. “Meski untuk bibit ikannya tidak dibantu pemerintah, tapi di sini alhamdulillah rekan-rekan pembudidaya secara swadaya berkegiatan, memanfaatkan area lain di lahan ini,” ucap dia.

“Tidak hanya itu, kami juga terbantu adanya akses jalan yang dibangun Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Tasikmalaya tahun lalu, sekitar 100 meter jalur ke kandang kami infrastrukturnya diperbaiki,” sambung Yayan menceritakan.

Pihaknya bersyukur dengan adanya fasilitas lahan yang diberikan pengusaha, membantu geliat kelompok semakin mandiri. Bahkan, beberapa lahan di sana dimanfaatkan para anggota bercocok tanam hortikultura, yang sedikit banyaknya bisa menyuplai kebutuhan komoditas warga sekitar.

“Sekarang setiap kelompok memberdayakan 5 warga yang menganggur untuk menggarap sektor pertanian di lahan ini. Alhamdulillah kami sangat terbantu dengan fasilitas lahan yang memang menjadi keterbatasan selama ini,” syukurnya.

Ia berharap ke depan Pemkot kembali menggulirkan program dalam bentuk lain, supaya pemberdayaan masyarakat dan anggota kelompok tani bisa merangkul SDM lebih banyak lagi. Menekan angka pengangguran yang saat ini kian merebak di wilayahnya.

“Sebab, kami di sini tidak hanya difasilitasi lahan, kami juga diberikan wawasan manajerial tata usaha dan pengelolaan administrasi. Termasuk pendampingan hukum bagi kelompok kami agar SDM petani itu semakin melek,” ungkap Yayan.

Pemilik lahan di Kampung Ciselang, Bahtiar mengaku tertarik dengan kegigihan para petani di wilayah tersebut. Maka, ia dengan sukarela memfasilitasi lahan yang dimilikinya agar dimanfaatkan kelompok tani dengan produktif.

“Hasil panen mereka pun, saya bantu untuk pasarkan ke wilayah Kota Tasikmalaya. Saya tidak berorientasi keuntungan besar, karena ini awalnya membantu rekan-rekan agar usaha taninya berkembang minimal mencukupi kebutuhan mereka,” harap Bahtiar.

Pemilik Youtube Gema Channel ini berharap, upayanya bisa membantu urusan ketahanan pangan. Dimana, untuk sekadar sembako saja Kota Resik masih dikuasai komoditas dari luar daerah.

“Saya jual murah juga di pasaran, toh ini kan hasil produksi peternak dan petani kita. Harga terjangkau saja, membantu masyarakat untuk menghemat biaya sehari-hari,” tuturnya.

Dia mengaku peduli dengan para kelompok tani yang selama ini terkesan sulit untuk sejahtera. Padahal, mereka bekerja dalam memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, yang seharusnya bisa lebih baik dari sisi penghidupan.

“Saya terus terang memang hobi saja, kebetulan ada rekan meminta bantuan jadi kita support. Semoga ini bisa terus dikembangkan dan saya pun tidak mematok tarif bagi kelompok tani untuk memanfaatkan lahan di sini,” ungkap dia. (igi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: