Hasil Penelitian, Seseorang Punya Tanda-Tanda Berpenyakit Jantung Bisa Dideteksi dari Suara, Ini Penjelasannya
Radartasik, JAKARTA – Para peneliti mengungkap bahwa salah satu cara mendeteksi tanda-tanda penyakit jatung dan serangan jantung dari mendengarkan suara seseorang.
Penelitian tersebut terungkap lewat sistem online yang dapat mengenali masalah jantung parah dengan mendengarkan rekaman suara mereka.
Para peneliti dari Mayo Clinic di AS telah menemukan bahwa perubahan kecil pada nada, frekuensi, dan nada suara seseorang dapat berarti bahwa komplikasi kardiovaskular akan segera terjadi.
Mereka menemukan bahwa individu yang memiliki skor lebih tinggi dari tes suara, dua kali lebih mungkin mengalami serangan jantung dibandingkan dengan mereka yang memiliki hasil lebih rendah.
Selama penelitian, dilansir dari Diabetes.co.uk, Selasa (26/4/2022), tim akademisi memeriksa suara 180 orang dewasa yang telah diperiksa untuk penyakit arteri koroner untuk menilai seberapa besar kemungkinan mereka mengalami komplikasi jantung.
Sebagai bagian dari uji coba, setiap peserta merekam tiga catatan suara 30 detik di ponsel atau perangkat digital mereka.
Setiap rekaman kemudian diunggah ke algoritme, yang dirancang khusus untuk memeriksa lebih dari 80 komponen suara manusia, termasuk nada, irama, dan amplitudo.
Setelah penilaian digital, skor diberikan kepada setiap peserta, memberi peringkat mereka sebagai risiko tinggi atau risiko rendah terkena penyakit kardiovaskular.
Setelah menganalisis kelompok selama dua tahun, para ilmuwan menemukan bahwa hampir 60 persen dari peserta yang diberi label berisiko tinggi dirawat di rumah sakit dengan nyeri dada atau serangan jantung.
Sementara itu, hanya 30,6 persen peserta dengan skor rendah dirawat di rumah sakit dengan kondisi yang berhubungan dengan jantung.
Menurut temuan, peserta dengan skor tinggi dua kali lebih mungkin untuk mengalami komplikasi parah, dari penyakit arteri koroner dibandingkan dengan skor yang lebih rendah.
Skor tinggi 30 persen lebih berisiko menumpuk lemak di arteri mereka dibandingkan dengan skor rendah.
Penelitian sebelumnya telah mengidentifikasi bahwa merokok, diet tinggi lemak, diabetes tipe 2 dan tekanan darah tinggi dapat memicu perkembangan penyakit arteri koroner.
“Namun kami tidak merekomendasikan bahwa teknologi analisis suara ini akan menggantikan peran dokter atau menggantikan metode pemberian perawatan kesehatan yang ada, tetapi kami pikir ada peluang besar bagi teknologi suara untuk bertindak sebagai tambahan untuk strategi pemeriksaan yang ada,” tegas penulis senior dr. Jaskanwal Sara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: jawapos