Di Kota Banjar, 2 Wilayah Ini Mulai Krisis Air Bersih
Reporter:
syindi|
Senin 24-05-2021,14:30 WIB
BANJAR — Musim kemarau tahun ini, kekurangan air bersih mulai dirasakan sebagian masyarakat di beberapa wilayah Kota Banjar, di antaranya Dusun Priagung, Desa Binangun Mulai Kecamatan Pataruman dan Desa Neglasari Kecamatan Banjar. Warga di sana pun mulai dipasok air bersih oleh BPBD dan Damkar Kota Banjar, Minggu (23/5/2021).
“Yang sudah mengajukan permohonan pasokan air bersih yakni Dusun Priagung Desa Binangun, Kecamatan Pataruman dan Desa Neglasari Kecamatan Banjar. Untuk permohonan di Dusun Priagung sudah kami distribusikan. Dalam waktu dekat ini kami juga akan mengadakan rapat koordinasi lintas sektoral,” ujar Kepala Pelaksana BPBD dan Damkar Kota Banjar Kusnadi kepada Radar, Minggu (23/5/2021).
Kata dia, rapat lintas sektoral ini sebagai bentuk kesiapsiagaan serta memastikan pasokan air bersih di wilayah Kota Banjar. “Ini juga menyusul adanya permohonan bantuan suplai air bersih kepada kita (BPBD) dari dua wilayah terdampak krisis air akibat musim kemarau yang sudah mulai melanda sejumlah wilayah di Kota Banjar,” ujarnya, menjelaskan.
Selain itu, menjelang musim kemarau, BPBD mengingatkan kepada semua pihak, umumnya masyarakat agar siaga akan potensi bencana kekeringan dan krisis air bersih yang diakibatkan musim kemarau.
Kusnadi mengatakan, kesiapsiagaan bencana daerah tersebut menindaklanjuti hasil rapat koordinasi potensi bencana akibat musim kemarau bersama BMKG di Bandung yang berlangsung belum lama ini. Dalam rapat koordinasi tersebut disebutkan bahwa bulan Mei ini sudah mulai memasuki musim kemarau dan diprediksi puncak musim kemarau tersebut akan terjadi pada Agustus.
“Dari hasil rapat koordinasi itu bulan April kemarin kita sudah melewati masa pancaroba dan saat ini untuk wilayah di Jawa Barat sudah mulai memasuki musim kemarau,” ucapnya.
Maka dari itu, lanjut dia, pihaknya mengingatkan kepada masyarakat Banjar agar selalu siaga dan waspada dengan segala bentuk potensi bencana daerah yang diakibatkan musim kemarau.
“Potensi bencana daerah tersebut seperti adanya krisis air bersih, kebakaran lahan dan hutan, kekeringan area persawahan yang nantinya berimbas pada hasil pertanian serta potensi bencana daerah lainnya,” ujar dia.
“Dampak musim kemarau ini tidak hanya krisis air bersih tapi juga potensi ekonomi seperti hasil pertanian yang kurang maksimal karena kurangnya pasokan air. Itu juga harus diwaspadai,” ucapnya, menambahkan.
Kepala UPTD Damkar Kota Banjar, Aam Amijaya mengatakan, berdasarkan data laporan yang ada untuk 2021 memang tidak ada bencana kebakaran lahan. Baik lahan milik warga maupun kebakaran hutan.
Namun, kata dia, pihaknya tetap mengingatkan agar semuanya tetap waspada serta menghindari sesuatu yang dapat menjadi pemicu terjadinya kebakaran seperti membakar sampah sembarangan.
“Dari data laporan yang ada peristiwa kebakaran yang paling banyak terjadi itu kebakaran rumah. Untuk kebakaran lahan di tahun ini memang belum pernah ada kejadian,” katanya. (cep)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: