Tiba Di Bandung Lebih Awal, Pemudik Jalan Kaki Dibantu Gubernur Jabar

Tiba Di Bandung Lebih Awal, Pemudik Jalan Kaki Dibantu Gubernur Jabar

BANDUNG — Keluarga Dani dan Masitoh yang mengaku mudik dengan berjalan kaki dari Gombong Jawa Tengah ke Soreang Bandung, ternyata sudah tiba di kampung halaman di Desa Pananjung Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. 


Padahal sebelumnya kepada wartawan yang menjumpainya di sebuah SPBU di Kabupaten Ciamis pada Jumat (07/05/2021) lalu, dengan berjalan kaki mereka memperkirakan baru akan sampai ke kampung halamannya pada hari kedua lebaran nanti.

Tibanya keluarga Dani di kampung halamannya itu mendapat perhatian dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan lembaga terkait lainnya. Maklum saja cerita keluarga tersebut yang sudah berjalanan kaki selama 5 hari untuk mudik viral di berbagai media.

Diwakili oleh Jabar Quick Response, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan sejumlah bantuan kepada keluarga Dani. Bantuan juga diberikan oleh Basnaz Jabar.

“Kami terus memantau kondisi terkini Pak Dani dan keluarganya agar bantuan yang diberikan digunakan untuk keperluan yang semestinya,” ujar Manajer Media Jabar Quick Response, Adit, Senin (10/05/2021). 

Disinggung tentang adanya informasi dari sejumlah relawan di Jawa Tengah bahwa  aksi jalanan kaki yang dilakukan oleh keluarga Dani hanya sebuah modus untuk mendapatkan simpati dan bantuan, Adit mengatakan pihaknya tidak begitu concern atas informasi terkait modus ataupun isu lainnya. 

“Terus terang concern kami bukan kepada cerita tentang mudik Pak Dani dari Jawa Tengah ke Bandung. Tapi concern kami adalah kepada kondisi keluarga Pak Dani dan keluarga besarnya yang memang secara fakta termasuk kedalam warga dengan kategori tidak mampu yang memang harus dibantu,” tuturnya. 

Disampaikan juga oleh Adit, berdasarkan verifikasi dari tim lapangan Jabar Quick Response, Dani asli dari Kabupaten Bandung.

"Kondisi orang tua Pak Dani pun adalah golongan masyarakat berpenghasilan rendah, yang berarti Pak Dani tidak memiliki daya dukung secara ekonomi dari lingkungan terdekatnya," papar Adit. 

Sementara itu berdasarkan pengakuan kepada tim Jabar Quick Response, Dani mengaku sebelum pandemi menjalani hidup normal sebagai penjahit. Namun industri konveksi yang terdampak, membuat dirinya kena PHK.

 “Daripada mati kelaparan akhirnya kami memilih hidup di jalan, sambil saya mencari pekerjaan,” katanya. 

Terkait perjalanan mudiknya dari Gombong ke Bandung, Dani mengaku banyak mendapatkan pertolongan. Salah satunya yang menawarinya kepadanya tumpangan dari Ciawi Kabupaten Tasikmalaya hingga ke Cileunyi. Setelah itu, mereka kembali berjalan kaki ke Soreang.

Wementara itu istri Dani, Masitoh mengungkapkan alasan mengikuti suaminya berpindah-pindah kota. Hal itu semata-mata dilakukan untuk mencari penghidupan. “Ya beginilah berumah tangga, susah senang ditanggung bersama,” ucapnya.

Sebagai tambahan, usai tiba di kampung halamnnya di Desa Pananjung Soreang, Dani dan keluarga telah dilakukan rapid test Covid-19. Dan kini sedang menjalani isolasi mandiri. (rc/red).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: