Di Kabupaten Tasik, Harga Daging Sapi Naik, Beras Stabil
Reporter:
syindi|
Kamis 06-05-2021,17:00 WIB
SINGAPARNA - Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya bersama Satgas Pangan melakukan inspeksi mendadak harga kebutuhan sembako di Pasar Induk Singaparna, Rabu (5/5/2021). Hasilnya beberapa kebutuhan pokok mulai mengalami kenaikan harga.
Wakil Bupati Tasikmalaya Cecep Nurul Yakin SPd MAP mengatakan, hasil sidak harga kebutuhan pokok menjelang lebaran tahun ini di Pasar Singaparna cukup stabil belum ada kenaikan harga yang signifikan, walaupun ada bebera komoditas yang mulai naik.
“Kami lihat dari sidak ini harga kebutuhan sembako masih stabil. Seperti beras. Akan tetapi ada kenaikan untuk harga daging sapi dari Rp 120 ribu menjadi Rp 130 ribu. Daging ayam dari Rp 30 ribu menjadi Rp 36 ribu,” ujar Cecep.
Menurut dia, setelah menanyakan langsung kepada para pedagang di Pasar Singaparna, mulai terjadinya kenaikan harga beberapa bahan sembako sejak awal Bulan Ramadan.
“Artinya dari hasil pantauan kami, kenaikan beberapa bahan sembako ini terjadi sejak awal Ramadan, bukan jelang lebaran. Artinya kenaikan harga masih stabil, belum ada kenaikan signifikan,” ujarnya, menjelaskan.
Menurut dia, yang menjadi persoalan saat ini adalah daya beli masyarakat masih belum stabil, bahkan cenderung mengalami penurunan dibandingkan tahun kemarin.
“Menurut para pedagang sekarang para pembeli menurun dibandingkan tahun lalu, ya sekitar lima persen. Padahal lebaran saat ini dan tahun kemarin sama-sama di tengah pandemi Covid-19,” ujarnya, menjelaskan.
“Bahkan saya kaget juga, tadi salah satu pedagang menyebutkan kalau penurunan pendapatannya sangat signifikan. Salah satu pedagang beras mengeluhkan penjualannya menurun hampir 50 persen, artinya daya beli masyarakat belum pulih bahkan cenderung terus menurun akibat pandemi ini,” kata dia, menambahkan.
Lanjut Cecep, pemerintah daerah sendiri akan memastikan kenapa terjadi penurunan daya beli di masyarakat yang cukup drastis ini. Apakah tingkat daya beli masyarakat menurun akibat dampak ekonomi di tengah pandemi atau karena terjadi setelah baru-baru ini sudah musim panen padi.
“Jadi kami belum bisa menyimpulkan, maka pemerintah daerah tetap harus mengantisipasi jangan sampai daya beli masyarakat menurun. Masyarakat dalam kondisi apapun tetap harus terpenuhi kebutuhannya,” katanya.
Namun, kata dia, biasanya penurunan daya beli yang drastis, khususnya pada komoditas padi biasanya disebabkan karena masuk masa panen padi, sehingga kebutuhan beras masyarakat masih terpenuhi di rumahnya dari hasil tani.
(dik)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: