Saat Belajar Tatap Muka, Siswa di Kota Tasik Akan Disampling GeNose
Reporter:
syindi|
Rabu 21-04-2021,19:30 WIB
CIHIDEUNG — Menjelang dimulainya uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas bagi siswa tingkat akhir. Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya menyiapkan test rapid, bahkan PCR test terhadap para pelaksana yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
“Apabila dibutuhkan, kami siap untuk melaksanakan rapid antigen bahkan PCR test dalam pelaksanaan PTM. Selain itu, Pak Plt Wali Kota pun mengarahkan kami untuk tes genose bagi para siswa,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya dr Uus Supangat kepada Radar, Selasa (20/4/2021).
Menurut dia, teknologi saat ini sudah mendukung dalam mentracking positif tidaknya seseorang dengan genose. Selain bagi anak-anak, tes ini cukup nyaman karena tidak perlu mengambil sampling darah atau lendir pada saluran pernafasan.
“Bagi anak itu nyaman, di samping kita tidak vaksin juga terhadap usia dibawah 18 tahun. Insya allah, saat pelaksanaan nanti anak-anak kita tes genose, kalau ada yang positif kita istirahatkan yang tidak, lanjutkan saja belajar dan semoga pengadaan genose-nya segera terealisasi,” papar Uus.
Mantan Kepala Puskesmas Purbaratu tersebut menegaskan secara prinsip dinasnya tidak keberatan PTM diselenggarakan. Melihat secara zonasi dan kesiapan seluruh stakeholder terkait dalam pelaksanaannya berkomitmen menerapkan protokol kesehatan (Prokes) ketat.
“Hasil dengar pendapat beberapa pekan lalu pun, difasilitasi Komisi IV DPRD semua sudah siap. Kami juga sudah sampaikan laporannya terhadap Pak Plt Wali Kota dan Pak Sekda. Asalkan hal-hal penting itu dipenuhi,” harap dia.
Dia menjelaskan selagi PTM tidak bersinggungan dengan regulasi yang berlaku, setiap sekolah juga harus memenuhi standar prokes berbasis CHSE. Cleanliness (kebersihan), Healt (kesehatan) Safety (keselamatan) and Environmental Sustainability (pelestarian lingkungan).
“Jadi tidak hanya prokes tapi CHSE diperhatikan. Nanti juga kita rekomendasikan terhadap satgas supaya setiap sekolah bentuk pengawas masing-masing dalam mengawasi hal tersebut,” kata dia.
Uus menambahkan hal yang paling penting harus diperhatikan selama pembelajaran langsung tersebut, mulai dari keamanan siswa, jumlah ruang, jarak duduk di kelas, termasuk durasi pembelajaran harus diatur dengan baik.
“Kemudian harus ada pengaturan baik dari mulai anak berangkat, selama perjalanan, disekolah dan pulangnya. Hasil hearing kemarin, Dishub dan Disdik juga kelihatannya sudah siap dan kita akan susun MoU-nya,” tutur Uus.
Pihaknya pun sampai saat ini telah memvaksin sekitar 4 ribu tenaga pengajar. Meski belum meng-cover keseluruhan guru yang ada di Kota Resik. Ia berharap para guru yang telah divaksin bisa diprioritaskan untuk terjun dalam uji coba PTM terbatas nanti.
“Kita memang belum vaksin semua, sebab kita juga konsentrasi vaksinasi bagi lansia. Namun, jumlah itu diharapkan bisa optimal dalam pelaksanaan PTM,” harapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya Ahmad Junaedi Sakan mengaku bersyukur rencana PTM terbatas semakin mendekati final.
Ia berharap semua pihak yang terlibat pada rencana itu konsisten dan komitmen mengawal pelaksanaAannya, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
“Terutama jangan sampai ada kasus baru, pelaksanaAannya harus benar-benar sesuai kerangka prokes CHSE yang sudah kita tekankan supaya uji coba ini bisa berlanjut di tahun ajaran baru,” paparnya menjelaskan. (igi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: