25 SMP di Kota Banjar Sudah Belajar Tatap Muka

25 SMP di Kota Banjar Sudah Belajar Tatap Muka

BANJAR  — Pemerintah Kota Banjar sudah memberlakukan kegiatan belajar tatap muka di sekolah. Mulai dari tingkat SD, SMP dan SMA sederajat. Namun, dari 25 SMP baru 15 yang sudah melaksanakannya dan 10 sekolah masih memberlakukan belajar daring.


Pelaksanaan belajar tatap muka sudah dimulai sejak awal pekan ini sesuai dengan Keputusan Bersama Empat Menteri (SKB 4 Menteri) yang tidak melarang kegiatan belajar tatap muka yang tidak berdasar pada zona kasus Covid-19.

“Setelah dua minggu, belajar tatap muka akan dievaluasi dan sisanya menyusul untuk melaksanakan pembelajaran serupa. Jika dalam dua minggu hasilnya tidak menimbukan kasus Covid-19 maka bersekolah akan diteruskan. Sekolah yang belum melksanakannya bisa menyusul,” kata Ketua MKKS Tingkat SMP Kota Banjar, H Harun Rustandi, Selasa (20/4/2021).

Kata dia, pihaknya berharap belajar tatap muka yang dilaksanakan secara bertahap ini tidak menimbulkan kasus Covid-19. Karena, kondisi pendidikan saat ini sangat mengkhawatirkan akibat pandemi virus corona. “Saya berharap belajar tatap muka berjalan lancar dan tidak menimbulkan klaster baru, karena disisi lain juga kita kasihan kepada anak-anak yang terus-terusan belajar daring,” ujarnya.

Baca juga : Disiplin ASN Pemkot Banjar Harus Ditunjang dengan Kinerja

Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banjar, Ahmad Yani mengatakan, ada dua faktor sekolah yang belum diizinkan dan ditunda untuk melaksanakan pelajaraan tatap muka di sekolah. Di antaranya pertama belum siapnya sisi protkol kesehatan.

Kemudian, kata dia, yang kedua sekolah-sekolah tersebut ada di zona merah yang notabene jumlah orang terkofirmasi positif Covid-19-nya banyak. “Yang ditunda itu karena dua faktor, pertama karena belum siap dari sisi protokol kesehatannya, kemudian yang kedua karena sekolah tersebut ada di daerah zona merah Covid-19,” kata Ahmad Yani.

Terpisah, Ketua Forum Pemuda Peduli Pendidikan (FP3) Kota Banjar Diky Agustaf menilai proses belajar daring atau jarak jauh tidak efektif seperti pembelajaran tatap muka. “Memang benar pembelajaran daring tidak berjalan efektif meski sudah berjalan lama. Kalau sudah seperti ini, pembelajaran tatap muka memang dibutuhkan,” kata dia.

Ia menjelaskan belajar secara tatap muka pun harus dilaksanakan dengan ketat perihal penerapan protokol kesehatannya. Sehingga tidak memunculkan klaster sekolah, sebab saat ini penambahan kasus positif Covid-19 di Kota Banjar terus meningkat.

“Kami mendukung pemerintah melaksanakan sekolah secara tatap muka bertahap. Namun dengan catatan yakni protokol kesehatannya harus ketat. Sebab dari hasil pengecekan kami di lapangan ada sekolah-sekolah yang belum memenuhi standar protokol kesehatan,” ujarnya.

“Untuk itu kami meminta adanya pengawasan yang ketat dari tim gugus tugas secara tegas, sekaligus adanya tauladan mengenai pelaksanaan prokes dari semua pemegang kebijakan,” kata dia. (cep)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: