KH Choer Affandi, Sosok Ulama Ikhlas

KH Choer Affandi, Sosok Ulama Ikhlas

MANONJAYA - Buku atau novel biografi Uwa Ajengan KH Choer Affandi Pembuka Hidayah di-launching oleh penulisnya Fauz Noor Zaman di Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Huda, Manonjaya, Jumat (9/4/2021).


Launching buku tersebut dibuka oleh Pimpinan Umum Ponpes Miftahul Huda KH Asep Maoshul Affandy dan Pimpinan Ponpes Miftahul Huda KH Abdul Aziz Affandi dihadapan keluarga besar, santri dan para alumni Miftahul Huda di Aula pesantren.

Sebanyak 5.000 buku biografi KH Choer Affandi ini pada cetakan pertama sudah diterbitkan oleh penulisnya. Satu buku tersebut dijual dengan harga Rp 62.000 per bukunya.

Penulis Buku KH Choer Affandi Pembuka Hidayah, Fauz Noor Zaman mengatakan launching buku atau novel biografi KH Choer Affandi ini sudah dilaksanakan di Ponpes Miftahul Huda.

“Alhamdulillah launching buku ini disambut baik oleh keluarga, pimpinan, pengurus bersama santri termasuk alumni Miftahul Huda. Sebanyak 5.000 buku cetakan pertama sudah diterbitkan,” ujarnya kepada Radar di Ponpes Miftahul Huda.

Menurutnya, sosok KH Choer Affandi yang penuh kesungguhan dan keikhlasan dalam mendirikan lembaga pendidikan pesantren dan dakwahnya untuk umat menjadi inspirasinya untuk dituangkan dalam sebuah buku biografi.

“Saya berterima kasih kepada Keluarga Besar Ponpes Miftahul Huda yang telah mengizinkan saya untuk menulis biografi ulama besar Tasikmalaya KH Choer Affandi,” ujar dia.


Dia mempunyai keinginan untuk menulis biografi para kiai dan ulama Tasikmalaya khususnya. Termasuk KH Choer Affandi pendiri Ponpes Miftahul Huda.

“Karena masih jarang, kebanyakan mengenal kiai itu, seperti saudara kita mengenal ulama Jawa. Padahal Insyaallah di Tasik juga kita tidak kekurangan sosok kiai dan ulama hebat dengan keikhlasan dalam dakwahnya,” ujarnya.

Sosok ulama KH Choer Affandi ini, kata dia, menurut Guru Besar Filsafat Profesor Afif Muhammad, adalah wali. Termasuk, subjektifita Fauz bahwa Choer Affandi ini adalah pembuka hidayah dengan mendirikan pesantren Miftahul Huda untuk menyebarkan ilmu agama kepada umat.

“Kita memahaminya bahwa KH Choer Affandi atau Uwa Ajengan ini adalah sebagai sosok ulama pembuka hidayah bagi umat,” kata dia.

Sebelumnya, lanjut dia, buku biografi yang ditulisnya adalah tentang sosok KH Zaenal Mustafa tokoh pahlawan nasional dari Ponpes Sukamanah dan Pendiri Ponpes Sukahideng KH A Wahab Muksin. “Alhamdulillah bukunya sudah masuk cetakan ketiga,” ujarnya.

Dia menambahkan, ke depan akan mencoba juga menulis biografi KH Ilyas Ruhiyat Ponpes Cipasung, Ponpes Bahrul Ulum dan Ponpes Suryalaya Abah Anom. “Jadi kita selesaikan dulu menulis buku yang ini,” ujarnya.

Dalam menulis buku biografi tentang para ulama besar di Tasikmalaya ini, Fauz tidak merasakan kesulitan karena didasari dengan khidmah dan rasa ingin tahunya terhadap sosok ulama dan kiai asli Tasikmalaya.

Pimpinan Umum Pesantren Miftahul Huda KH Asep Maoshul Affandy mengungkapkan, sebagai putra dari KH Choer Affandi dan keluarga besar Miftahul Huda sangat merespons baik terhadap buku yang ditulis oleh Fauz Noor Zaman ini.

“Kenapa tidak ketika seseorang mempunyai keinginan menulis atau bahkan mengidolakan sosok ulama besar salah satunya KH Choer Affandi, kita apresiasi. Dengan menceritakan ketauladanan para ulama ini salah satunya,” ujarnya.

     

KH Asep Maoshul mengaku salut kepada penulis buku biografi KH Choer Affandi, yakni Fauz Noor Zaman yang mampu mengungkap fakta sejarah dengan bahasa yang sangat indah, tegas dan faktual atau sesuai fakta.

“Kemudian mengemasnya dalam sebuah buku biografi atau novel. Saya acungkan jempol. Dan ini mudah-mudahan masyarakat bisa membaca sekaligus memahami bahwa Tasikmalaya itu punya banyak ulama dan kiai besar yang bisa diteladani,” paparnya.

Dia menambahkan, bahwa yang namanya tokoh itu di masyarakat, biasanya ada beragam macam orang yang menyimpulkannya bisa positif dan negatif. Maka dengan buku biografi ini masyarakat bisa membaca sekaligus mengetahui sosok ulama sesuai faktanya.

“Diharapkan dengan buku biografi KH Choer Affandi pembuka hidayah ini bisa menunjukkan apa yang sebenarnya terjadi sesuai data dan fakta. Jadi buku ini berbeda dengan cerita yang dari lisan ke lisan,” ujarnya.

Fauz Noor ini, ungkap dia, ketika menulis buku biografi KH Choer Affandi, tidak hanya dari satu sumber, akan tetapi berbagai narasumber termasuk keluarga besar Miftahul Huda.

“Bahkan Fauz Noor ini banyak mendapatkan fakta-fakta dari narasumber yang kita tidak mengenalnya. Contoh almarhum KH Choer Affandi pernah belajar ke Habib di Kwitang di Jakarta, ternyata Fauz ini langsung ke sana,” ujarnya. (dik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: