Giorgio Furlani Akui AC Milan "Kena Prank" Yonghong Li: Ia Mengklaim Uangnya Terblokir di China
Giorgio Furlani -Tangkapan Layar Instagram @acmilan-
RADAR TASIK.COM – CEO AC Milan, Giorgio Furlani, mengungkapkan kisah kegagalan kepemilikan Yonghong Li di AC Milan yang akhirnya membawa klub jatuh ke tangan Elliott Management.
Furlani menyebut pengusaha asal China itu gagal memenuhi kewajiban finansialnya karena uang yang diklaimnya terblokir di China ternyata tidak ada.
Yonghong Li mengakhiri masa kepemilikannya di AC Milan pada Juli 2018 setelah gagal membayar pinjaman kepada Elliott Management.
Li awalnya sepakat membeli AC Milan dengan harga 740 juta euro, namun kekurangan 300 juta euro untuk menyelesaikan pembelian tersebut.
Akibatnya, Elliott mengambil alih klub setelah Li tidak mampu melunasi pinjaman tepat waktu, sebelum akhirnya menjualnya kepada RedBird Capital Partners.
Dalam dokumen yang dirilis oleh Universitas Harvard Business School, Furlani, yang saat itu menjabat sebagai analis investasi di Elliott, mengulas perjalanan AC Milan di bawah Yonghong Li.
Sebagai analis investasi, Furlani awalnya ragu ketika ditawari ide berinvestasi di AC Milan karena ia melihat klub sepak bola selalu merugi.
"Saat itu saya berpikir: ‘Tim sepak bola selalu merugi. Mengapa saya harus melakukannya?’ Namun setelah mengetahui lebih banyak, saya melihat peluang ini sebagai cara untuk mendapatkan pengembalian ekonomi yang baik," ungkap Furlani, dikutip dari Milan News.
Ia menjelaskan, Yonghong Li berjanji akan melunasi pinjamannya dalam waktu 18 bulan, mengklaim uangnya terblokir di China.
Namun, kenyataannya, Li tidak mampu memasukkan uang tambahan ke klub, sehingga AC Milan beralih ke kepemilikan Elliott pada Juli 2018.
Furlani bahkan menyebut manajemen AC Milan di bawah Yonghong Li sangat buruk. "Mengatakan bahwa Milan dikelola dengan buruk adalah penghinaan bagi perusahaan yang dikelola buruk; Milan bahkan tidak dikelola sama sekali," tegasnya.
Setelah mengambil alih, Furlani menerangkan Elliott Management menargetkan AC Milan untuk meningkatkan kinerja di lapangan, khususnya dengan memastikan posisi di empat besar Serie A guna lolos ke Liga Champions, yang sangat menguntungkan secara finansial.
"Kami perlu memenangkan lebih banyak pertandingan dengan membayar pemain lebih sedikit. Tim kami terlalu mahal," ujar Furlani.
Elliott juga menekankan pentingnya membangun sisi komersial klub. Mereka membentuk tim manajemen baru di bawah Ivan Gazidis, dengan fokus pada efisiensi finansial, pengelolaan biaya, dan peningkatan performa tim tanpa pengeluaran berlebihan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: milannews