UMB Dorong Warga Kabupaten Tasikmalaya Kelola Sampah Wisata Menjadi Pupuk Bernilai Ekonomi

UMB Dorong Warga Kabupaten Tasikmalaya Kelola Sampah Wisata Menjadi Pupuk Bernilai Ekonomi

Tim Dosen UMB dari Fakultas Vokasi Program Studi Bisnis Pariwisata usai melatih masyarakat Desa Sukaraharja Kecamatan Cisayong untuk mengelola sampah di tempat wisata pada Selasa 2 Juli 2024 lalu. istimewa--

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Universitas Mayasari Bakti (UMB) mendorong warga Desa Sukaraharja, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, untuk mengelola sampah di tempat wisata menjadi pupuk yang dapat dijual. 

Upaya ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menangani sampah, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 tentang kewajiban menjaga kelestarian daya tarik wisata dan menciptakan lingkungan yang aman, tertib, serta bersih.

Muhamad Indra Gunawan, S.Pt., MSi, dosen Program Studi Bisnis Pariwisata Fakultas Vokasi UMB, menjelaskan bahwa meningkatnya aktivitas pariwisata di Kabupaten Tasikmalaya berdampak pada lingkungan, khususnya terkait masalah sampah. 

"Masalah sampah, terutama plastik, menjadi isu utama di tempat wisata. Oleh karena itu, kami mengajak masyarakat Desa Sukaraharja untuk mengelola sampah melalui program pengabdian kepada masyarakat," ujarnya dalam siaran persnya, Rabu 28 Agustus 2024.

BACA JUGA:Cheka Virgowansyah Blusukan untuk Pantau Penanganan Stunting hingga ke Kecamatan

Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini berlangsung pada Selasa 2 Juli 2024, dengan fokus pada pengembangan Nilai Ekonomi Limbah/Sampah Aktivitas Pariwisata. 

Program ini merupakan lanjutan dari PKM tahap pertama yang dilaksanakan pada 23 Oktober 2023 lalu, yang berfokus pada teknis produksi pemanfaatan limbah.

Indra menjelaskan, dalam program terbaru ini, UMB mengajak masyarakat, anggota PKK, pemuda, dan perangkat desa untuk memahami instrumen Business Model Canvas (BMC). 

Masyarakat diajarkan untuk mengoptimalkan nilai ekonomi dari limbah pariwisata dengan memanfaatkan BMC, yang meliputi pemahaman pasar hingga segmentasi untuk produk pupuk hasil olahan sampah.

BACA JUGA:Pasangan Iwan-Dede Daftar Pilkada Kabupaten Tasikmalaya dengan Longmarch

"Pasar untuk pupuk hasil olahan sampah cukup besar. Namun, produksi saat ini belum dalam skala profesional dan masih memerlukan pengujian serta izin edar. Kami berharap program ini dapat memberikan manfaat baik secara ekonomi maupun lingkungan bagi masyarakat," tukas Indra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: