Begini Kondisi Pangan di Tasikmalaya yang Jadi Penyebab Harga Beras Naik

Begini Kondisi Pangan di Tasikmalaya yang Jadi Penyebab Harga Beras Naik

Masyarakat membludak untuk mendapatkan beras murah saat OPM di depan Masjid Agung Baiturohman Kabupaten Tasikmalaya, Kamis 22 Februari 2024. ujang nandar / radartasik.com--

Begini Kondisi Pangan di Tasikmalaya yang Jadi Penyebab Harga Beras Naik

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Naiknya harga beras di Tasikmalaya ternyata di pengaruhi berbagai faktor. Selain pasokan kurang akibat gagal panen adanya cuaca ekstrim juga pengusaha beras mengirim ke daerah Jawa Tengah.

Kepala Bidang Ketahanan Pangan pada Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Kabupaten Tasikmalaya Eka Hendriana mengatakan, saat ini harga beras masih terus mengalami kenaikan. 

Berdasarkan monitoring Satgas Pangan Kabupaten Tasikmalaya, Rabu 21 Februari 2024 kemarin, harga beras di Pasar Singaparna paling murah Rp 16.000 per kilogram.

BACA JUGA:Besok, Nick Kuipers Sah Jadi Legenda Persib Ikuti Jejak Si Bima Robby Darwis dan Si Kancil Yusuf Bachtiar

Kondisi harga beras mahal tersebut menurutnya aneh Karena Satgas Pangan Kabupaten Tasikmalaya meyakini kalau persediaan gabah masih surplus. Hal tersebut berdasarkan hasil panen tahun 2023 lalu. 

“Kalau persediaan beras, pada prinsipnya kita masih surplus. Bahkan tadi malam saya ngobrol dengan para pengusaha beras, biasanya kita impor dari Jawa Tengah sekarang malah sebaliknya," terangnya.

Tidak hanya itu, beberapa pengusaha beras justru mendistribusikan beras ke wilayah Jawa Tengah saat ini. Karena beberapa waktu lalu di Demak terjadi banjir sehingga kekurangan. 

"Karena terjadi distribusi beras ke wilayah Jawa itulah, para petani juga akan menaikkan harga gabah," tambahnya.

BACA JUGA:5 Perbedaan Motor Listrik Polytron Generasi Kedua dan Ketiga, Murah Mana?

Eka juga menyebutkan, ada kepanikan di kalangan petani sehingga menahan gabahnya sehingga pasokan beras pun berkurang dan berimbas terhadap kenikan harga. 

“Karena mungkin panik, petani juga menjual gabah dengan harga tinggi. Jadi sekarang mereka punya posisi tawar yang tinggi, beda dengan yang lalu. Kalau tahun-tahun sebelumnya kan yang menguasai harga itu pembeli," jelasnya. 

Selain faktor tersebut, harga beras naik juga adanya kendaraan panen padi yakni pada bulan Mei dan Juni mendatang. 

"Termasuk diprediksi produksi panennya pun akan sedikit, karena masih banyak lahan sawah yang tidak tertanami, karena kebanyakan sawah tadah hujan," pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: