Atasi Masalah Sampah & Jaga Kelestarian Lingkungan, BRI Peduli ’Yok Kita Gas’ Berhasil Dijalankan di 40 Kota

Atasi Masalah Sampah & Jaga Kelestarian Lingkungan, BRI Peduli ’Yok Kita Gas’ Berhasil Dijalankan di 40 Kota

BRI Peduli Yok Kita Gas berhasil dijalankan di 40 kota.-BRI-

Lebih lanjut dari sisi ekonomi, Gerakan Anti Sampah Yok Kita Gas berhasil mengubah cara pandang masyarakat tentang mengubah sampah jadi uang. Sampah anorganik akan dicacah menggunakan alat pencacah sampah yang disediakan BRI bagi masyarakat. Setelah sampah dicacah, sampah pun dijual kepada pengumpul sampah dan masyarakat pun memperoleh pendapatan. 

Hasilnya, tercatat total tabungan masyarakat yang melakukan penukaran sampah jadi duit di bank sampah sebanyak Rp104.420.916 dengan jumlah nasabah bank sampah yang terdaftar sebanyak 8.699 nasabah.

BACA JUGA: KETAHUI Syarat Wajib Puasa Ramadan, Bagi Kamu yang Sudah Baligh Mari Simak

Upaya Nyata Mengatasi Perubahan Iklim

Catur menjelaskan, BRI Peduli Yok Kita Gas merupakan program pengelolaan sampah terpadu yang mengoptimalkan lahan dan sumber daya yang dimiliki secara berkelanjutan. Pada akhirnya gerakan ini dapat meningkatkan kesehatan masyarakat, mendorong terciptanya energi bersih dan terjangkau, serta membantu penanganan perubahan iklim.

”Sampah yang dibuang diharapkan dapat dikelola dan dimanfaatkan menjadi energi listrik, didaur ulang menjadi industri kertas, dimanfaatkan untuk campuran aspal, bahan baku plastik atau untuk jenis organik, bisa dikelola menjadi kompos atau sumber energi listrik,” imbuhnya.

Dalam pelaksanaannya, BRI Peduli Yok Kita Gas diimplementasikan dalam dua bentuk yaitu melalui Yok Kita Gas di Pasar Tradisional dan di lingkungan masyarakat (Stand Alone Location). Untuk implementasi di lingkungan masyarakat, pelaksanaan program dilakukan di lokasi Bank Sampah atau Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) yang telah dikelola oleh masyarakat yang berlokasi padat penduduk baik di Kota/Desa.

BACA JUGA: Siapa Kiper Persib yang Diturunkan Lawan Barito Putera? Ini Kata Luzinho Passos

Khusus pasar tradisional, program ini telah dilakukan di 5 (lima) Pasar Tradisional yang memiliki peringkat terbaik dalam program pasar.id yang berlokasi di kota Bandung, Semarang, Surabaya, Malang dan Denpasar.

”Kami menyadari bahwa Pasar merupakan salah satu sarana publik tempat berlangsungnya aktivitas ekonomi masyarakat, dimana aktivitas di Pasar menimbulkan sampah setiap hari. Oleh Karena itu, kami mengajak pedagang maupun masyarakat yang beraktivitas di pasar untuk menjaga kebersihan pasar di mana sampah yang dihasilkan dapat dipilah dan diolah dengan tepat,” pungkas Catur. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: