Polri Sebut Pelaku Bom Bunuh Diri di Makassar 2 Orang

Polri Sebut Pelaku Bom Bunuh Diri di Makassar 2 Orang

Polri Sebut Pelaku Bom Bunuh Diri di Makassar 2 Orang

JAKARTA - Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengungkapkan pelaku bom bunuh diri di gerbang Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Ahad (28/03/21) pagi diduga dilakukan dua orang. Menurut Argo, kedua pelaku diketahui mengendarai motor jenis metik.

“Kami mendapatkan informasi ada dua orang yang berboncengan menggunakan kendaraan sepeda motor jenis metik dengan nomor polisi DD 5894 MD, yang kemudian terjadi ledakan di pintu gerbang gereja di Makassar,” kata Argo di Humas Polri, Jakarta, Ahad (28/03/21).
 
Argo mengatakan, sebelum terjadi ledakan bom kedua pelaku yang mengendari motor itu hendak masuk ke dalam Gereja. Namun oleh security yang berjaga pelaku dicegah masuk.

“Dari dua orang itu dicegah oleh security, dan terjadi ledakan itu,” ujar Argo.

Ia pun menjelaskan dari informasi di lapangan bahwa di lokasi ledakan ditemukan kendaraan sudah hancur dan beberapa potongan tubuh diduga pelaku. Ledakan itu dilaporkan terjadi sekitar pukul 10.20 WITA di gerbang masuk Gereja Katedral Jalan Kajaulalido, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulsel.

Sementara itu salah seorang warga bernama Saele, yang berdiri tidak jauh dari lokasi ledakan mengatakan, pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral di Kota Makassar pada Ahad (28/03/21) pagi diduga seorang yang berjenis kelamin perempuan.

Saele mengatakan, dia melihat potongan tubuh yang diduga pelaku bom berserakan di sekitar lokasi ledakan.  “Saya tidak bisa tahu pasti jenis kelamin pelakunya. Akan tetapi, dari potongan tangannya, pergelangan tangannya, dan jari-jarinya itu putih dan kecil, sepertinya perempuan. Saya juga bandingkan dengan tangan laki-laki, seperti tangan saya, itu sangat berbeda,” terang Saele.

Saele pun menceritakan sebelum terjadi ledakan bom, ia bersama istrinya berkendara dari arah Jalan Ahmad Yani usai melakukan terapi air laut di pantai depan Benteng Roterdam Makassar. Karena kondisi kurang sehat, saat itu motornya dikendarai langsung sang istri.

“Seandainya motor kami melaju lebih cepat, kemungkinan kami juga terkena ledakan bom. Kami pun panik, lalu berhenti setelah kejadian itu. Saya lihat ada seseorang yang sedang olahraga lari yang sepertinya dia adalah petugas kepolisian langsung menelepon dan menyebut 'ini bom bunuh diri'. Warga pun berdatangan menuju asal suara ledakan,” terangnya.

Saat itu, Laele dan istri melihat masih sedikit anggota jemaat keluar dari gereja, atau lebih banyak yang masih di dalam ruangan. Sekitar ledakan juga terlihat sepeda motor yang terbakar dan sejumlah warga terluka.

“Jadi, ada beberapa anggota jemaah sudah selesai ibadahnya dan sebagian masih ada di dalam. Saya lihat warga yang penuh darah di celananya,” kata Laele. (dal/red) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: